Lihat ke Halaman Asli

Rokhman

Menulis, menulis, dan menulis

Guru Perlu Mengikuti Tantangan Menulis

Diperbarui: 28 November 2022   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : dakwatuna.com

Apakah Anda seorang guru? Apakah Anda enggan menulis karena alasan kesibukan? Jika jawabannya ya, buku berjudul, "SOS Sapa Ora Sibuk, Menulis dalam Kesibukan." layak Anda baca. Buku yang ditulis oleh Much. Khoiri, dosen dan penulis buku dari FBS Universitas Negeri Surabaya ini, sangat menginspirasi.

Saya percaya bahwa guru-guru saat ini memang super sibuk. Di samping harus melaksanakan tugas pokoknya mengajar di kelas, masih ditambah tugas-tugas administrasi lainnya. Apalagi bagi guru jenjang sekolah dasar, di samping sebagai guru kelas masih ditambah tugas lain karena umumnya sekolah tidak mempunyai tenaga administrasi. Dari mulai bendahara BOS, operator sekolah, aset barang, dan sebagainya. 

Namun buku  "SOS Sapa Ora Sibuk Menulis dalam Kesibukan" ini tidak hanya mengajak Anda belajar menulis, tetapi juga mengajak untuk praktik manajemen waktu yang baik. Sukses (dalam menulis) diawali dari rencana, usaha, dan disertai konsistensi yang tinggi.

Sebab, masalah utama yang dihadapi semua orang sehingga waktunya terbengkelai adalah karena kebiasaan menunda sesuatu. Penundaan merupakan tindakan tidak produktif yang berakibat masa depan menjadi berantakan. Puncaknya adalah kegagalan atau terhambatnya kesuksesan dalam segala hal.

Lantas, bagaimana seorang guru untuk memulai menulis? Cara yang paling mudah adalah dengan mengikuti tantangan menulis. Saat ini banyak sekali komunitas literasi yang mengadakan tantangan menulis di media sosial atau blog.

Ada tantangan menulis harian ada pula yang bulanan. Untuk tantangan menulis harian peserta ditantang menulis setiap hari tanpa henti setidaknya satu hari satu tulisan. Sedang yang bulanan peserta ditantang sedikitnya membuat satu tulisan setiap bulan pada tanggal tertentu yang sudah dipilih.

Mengapa guru perlu mengikuti tantangan menulis?. Sebab dengan mengikuti  'petualangan menulis' itu, akan mendapatkan banyak pengalaman. Berikut ini ada beberapa manfaat yang bisa dipetik apabila seseorang mengikuti tantangan menulis;

Pertama, mengasah kemampuan menulis. Umumnya orang paling mudah menutupi kemalasannya untuk menulis dengan alasan sibuk. Tantangan menulis menjadi motivasi untuk menyelesaikan (minimal) satu tulisan setiap hari. Dan setelah terbiasa, tak ada lagi kata malas. Menulis malah menjadi sebuah kebutuhan. Perlahan, kemampuan menulis akan semakin terasah.

Kedua, mengasah kemampuan mendapatkan ide. Semua guru pasti mempunyai banyak ide. Buka saja laptopnya mungkin di sana ada folder yang diberi nama 'Bank Ide'. Tetapi ketika mau ditulis, bisa saja ide-ide itu sudah tidak bisa dikembangkan karena sudah usang. Kebiasaan menulis akan membentuk karakter. Jika terbiasa berpikir menemukan ide baru, kita akan memiliki karakter yang berkembang terus mengikuti putaran sang waktu.

Ketiga, banyak membaca. Semakin banyak yang kita tulis, keinginan untuk membaca semakin bertambah. Sebab, ada keinginan untuk mencari pembanding tulisan kita. Bisa juga ketika menyelesaikan tantangan, keinginan untuk membaca semakin menggebu karena saat menulis sadar masih banyak yang belum kita ketahui. Semakin banyak belajar semakin merasa bodoh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline