Lihat ke Halaman Asli

Rokhman

Menulis, menulis, dan menulis

Kuduran Budaya, Mimpi dari Gerbang Negeri para Dewa

Diperbarui: 11 September 2016   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : balaidesa.com

Untuk mewujudkan sebuah mimpi kadang diperlukan ide gila atau setengah gila. Begitulah yang dilakukan oleh sekelompok pemuda di Desa wanayasa, Banjarnegara. Sekelompok pemuda yang tergabung dalam komunitas Seniman Muda Wanayasa (Sendawa) ini, dalam mewujudkan mimpinya menjual kearifan lokal di desanya melakukan berbagai langkah gila yang dikemas dalam agenda Kuduran Budaya.

Bentang Ondol merupakan salah satu mata acaranya. Ritual Bentang Ondol awalnya mendapat tanggapan miring dari sebagian masyarakat.  Ondol yang merupakan makanan tradisional khas berbahan baku singkong ini berbentuk bulat seperti bola kecil. Agar dapat dibentangkan ondol disindik (dirangkai) dengan cara ditusuk dengan bilah bambu sambung menyambung laksana tasbih panjang. Setelah dibentang sepanjang jalan raya kemudian diperebutkan warga secara beramai-ramai untuk dimakan bersama.

Kini, acara Bentang Ondol tidak hanya milik Sendawa, tetapi telah menjadi milik masyarakat Wanayasa, Banjarnegara dan mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Bentang Ondol merupakan acara inti dari hajat besar Sendawa yang dikemas dalam wadah kegiatan berkesenian bertajuk Kuduran Budaya. Kuduran Budaya merupakan bukti kekompakan komunitas Seniman Muda Wanayasa (Sendawa) yang tahun ini telah menginjak tahun ke-8 dalam penyelenggaraannya. Makna kata kuduran sendiri menurut si empunya gagasan Mas Nono berarti semangat bergotong-royong. Maka, Kuduran Budaya diharapkan menjadi wahana ekspresi berkesenian dari kaum muda Wanayasa yang dipersembahkan secara gotong-royong kepada masyarakat.

Tahun ini, Kuduran Budaya 8 telah menyiapkan serangkaian agenda kegiatan antara lain :

  1. Perjalanan dari Titik Nol. Adalah prosesi perjalanan 17 laki-laki gondrong Si Pembedhul singkong dengan berjalan kaki dari titik nol km atau alun-alun Kota Banjarnegara menuju Negeri Gerbang Para Dewa yaitu Kebun Budaya Kinara-kinari di Kompleks nDisbun Wanayasa. Prosesi ini dijadwalkan pada hari Sabtu, 17 September 2016 pukul 08.59.
  2. Prosesi Bedhul Singkong. Prosesi pembedhulan singkong akan dilakukan di Dukuh Sigong, Desa Tempuran. Pembedhulan singkong akan dilakukan oleh  Sang Pembedhul yaitu 17 laki-laki gondrong yang melambangkan 17 desa di Kecamatan Wanayasa yang dibantu oleh 45 Sang Pengiring. Selanjutnya singkong yang telah dibedhul akan dibersihkan di Sendang Sigong kemudian diserahkan kepada Sang Peracik. Oleh Sang Peracik singkong diolah menjadi ondol yang keesokan harinya sebelum dinikmati beramai-ramai bersama warga dibentangkan oleh Seribu Sang Pembentang. Prosesi ini dijadwalkan pada hari Sabtu, 24 September 2016 pukul 08.59.

    ilustrasi : banjarnegarakab.go.id

  3. Bentang Ondol Sewu Meter. Setelah melalui beberapa tahapan dari mengupas kulit, memarut, memeras, hingga membubui, adonan dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil dan siap untuk digoreng menjadi ondol. Ondol yang telah matang kemudian disindik dengan bilah bambu setiap sindik berisi 17 butir ondol. Setelah dibungkus plastik sindikan ondol siap dibentangkan. Prosesi ini dijadwalkan pada hari Minggu, 25 September 2016 pukul 12.34.

    ilustrasi : subtansi.com

  4. Makan Tumpeng Nasi Jagung. Usai melakukan pembentangan ondol, warga bersama-sama Sang Pembentang makan tumpeng nasi jagung sebagai wujud ungkapan syukur atas terselenggaranya seluruh rangkaian Kuduran Budaya. Prosesi ini dijadwalkan pada hari Minggu, 25 September 2016 pukul 14.56.

    ilustrasi : fb.sendawa

  5. Sinau bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng.Sebagai puncak acara sekaligus penutup rangkaian kegiatan Kuduran Budaya 8 akan diadakan Sinau Bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng. Acara ini akan digelar di lapangan Desa Wanayasa pada hari Minggu, 25 September 2016 pukul 19.20.

    ilustrasi : sendawa

Semangat pemuda Desa Wanayasa dalam berkesenian memang layak diapresiasi. Betapa tidak, dengan segala keterbatasan yang ada tidak menjadi kendala bagi mereka untuk berkreasi dan mengekspresikan diri kepada masyarakat. Semangat berbagi mimpi dalam tembang, puisi, tari, dan dongeng mereka kemas dalam acara Kuduran Budaya. Semangat menggapai mimpi untuk menjadikan tanah kelahirannya menjadi Gerbang menuju Negeri Para Dewa (Kahyangan/Dieng). Nah, jika Anda penasaran dengan Agenda Kuduran Budaya, datanglah ke Wanayasa, Gerbang Negeri Para Dewa.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline