Suatu hari di madrasah tempat saya mengajar, pimpinan kami menitipkan kepada dewan guru untuk acara pengembalian raport (esok harinya), sekaligus diadakan kegiatan bersih-bersih. Sebab acara pengembalian raport adalah acara terakhir sebelum liburan. Agar ruang kelas dan sekitarnya tidak terlalu kotor ketika ditinggal masa libur, maka kegiatan bersih-bersih menjadi masuk akal, menurut saya, untuk diperintahkan oleh pimpinan kami tersebut.
Di hari yang telah ditentukan, hujan dengan intensitas ringan turun. Saya agak terlambat datang ke madrasah. Beberapa siswa yang sudah sampai di madrasah bertanya kepada saya via WA apakah acara pengembalian raport dan bersih-bersih jadi dilaksanakan. Saya balas: jadi.
Lalu mereka menyampaikan bahwa di madrasah ada acara tahlilan, apakah benar jadi acara pengembalian raport dan bersih-bersihnya? Saya balas lagi: jadi, berarti acara kita undur setelah tahlilan itu.
Saya tiba di madrasah, acara tahlilan sudah selesai. Namun hanya sedikit dari siswa yang hadir. Setelah berbincang dengan siswa yang ada, mereka mengatakan bahwa siswa yang lainnya banyak yang sudah pulang karena malu banyak bapak-bapak yang sedang tahlilan, dan mengira acara tidak jadi.
Tahlilan tersebut kemudian saya ketahui adalah peringatan haul pendiri yayasan. Pimpinan kami adalah anak pendiri yayasan tersebut. Mungkin karena lupa, beliau tidak menyampaikan bahwa di hari ini ada acara acara haul. Beliau sendiri kebetulan sedang ada acara keluar kota di waktu itu.
Pengajar di madrasah ada 4 orang termasuk saya. Kebetulan di hari itu tidak masuk satu orang. Kami masuk bertiga mengatur kelas masing-masing. Namun semua kelas hanya sedikit siswa yang hadir.
Kedua teman saya lalu mengumpulkan raport (kelas 1 dan 2), dan saya mengumpulkan raport kelas 3. Sementara untuk kelas 4 diserahkan langsung ke gurunya di rumah, sebab guru kelas 4 berhalangan hadir. Di madrasah hanya ada 4 kelas. Ditambah satu kelas (Pra MD untuk usia PAUD dan TK), jadi 5 kelas.
Setelah acara pengembalian raport selesai, siswa kelas 1 dan 2 lantas pulang. Kemudian kedua teman saya berpamitan pulang juga, dikarenakan ada keperluan. Dan siswa-siswa saya, kelas 3, menanyakan apakah bisa langsung pulang selepas pengembalian raport seperti kelas yang lain.
Saya sampaikan belum bisa langsung pulang. Sebab kita harus lanjut ke acara bersih-bersih. Mereka protes. Kenapa kelas lain tidak bersih-bersih. Saya sampaikan bahwa wali kelas mereka berhalangan karena ada acara.
Dan saya sampaikan bahwa kita harus melaksanakan sesuai dengan apa yang kita rencanakan kemarin dan sesuai dengan pesan atau amanah pimpinan kepada dewan guru. Kebetulan saya sudah sampaikan kepada siswa saya (kelas 3) di hari kemarin berkaitan dengan acara hari ini.
Lalu saya bimbing mereka bersih-bersih kelas dan sekitarnya, "dengan seikhlasnya." Kenapa harus saya tandai dengan seikhlasnya? Sebab mereka merasa "dirugikan" karena kelas lain langsung pulang sementara mereka harus bersih-bersih. Maklum, namanya juga masih anak-anak.