Lihat ke Halaman Asli

Kho Ping Hoo, dan Sikapnya Terhadap Guru

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_146124" align="aligncenter" width="300" caption="Cover buku cersil KPH (effiharyanti.com)"][/caption] Pernah mendengar nama Kho Ping Hoo.. ? Saya yakin minimal 80% kompasioner kenal nama ini. Apalagi penggemar cerita silat. tentu lebih akrab dengan tokoh yang satu ini melalui ratusan judul cerita karangannya. Kita memang tidak pernah tahu, bagaimana sikap dan perilaku Kho Ping Hoo (KPH) terhadap gurunya. Karena dalam biografi yang tertulis di wikipedia memang tidak ada data tentang hal itu. Tapi bila kita sudah membaca cerita karangannya, kita dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan KPH kepada pembacanya tentang bagaimana seharusnya bersikap terhadap seorang Guru. Pada setiap episode ceritanya, KPH selalu bercerita tentang seorang atau beberapa pendekar sejak usia sangat muda hingga mencapai usia tua, bahkan sampai meninggal dunia. Selama perjalanan hidup tokoh2 dalam cerita tersebut selalu terdapat masa dimana mereka selama beberapa tahun menimba ilmu (silat) kepada guru silat, yang bisa saja orang tua sendiri atau pendekar besar, bahkan bisa saja tokoh silat dari aliran sesat. Disinilah pesan moral disampaikan oleh KPH kepada pembacanya. Seorang guru dalam cerita KPH adalah tokoh yang sangat dihormati oleh muridnya. Sama dengan hormat kepada orang tua sendiri. Seorang murid akan memenuhi apapun aturan yang diberikan demi bakti terhadap sang guru. Mulai dari melayani kebutuhan sehari2, sampai pemenuhan tugas yang diperintahkan sang guru. Bahkan dalam hal perjodohan pun sang guru kerap kali menjadi pihak yang menentukan. Sebenarnya masih banyak pesan2 moril yang disampaikan KPH lewat karyanya. Tulisan ini hanya sebuah catatan kecil penulis dalam rangka menyambut Hari Guru beberapa hari yang lalu. Selamat bagi para Guru, dan karena jasa para guru lah kita bisa menjadi seperti sekarang ini. Salam hangat selalu, Om_maas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline