Lihat ke Halaman Asli

Pasang CCTV di Jembatan Penyeberangan Orang, Cukupkah? [Judul asli: 7E-1M Cara Tuntas untuk Meningkatkan Keamanan di JPO]. (Bagian-2).

Diperbarui: 3 Desember 2015   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [Om-G, RekayasaSistemKerja dan Ergonomi Terapan, 4 Des..2015, 30].

Review singkat dari Bagian-1:

[Untuk Bagian-1, silakan lihat: http://www.kompasiana.com/om-g/pasang-cctv-di-jembatan-penyeberangan-orang-cukupkah-judul-asli-7e-1m-cara-tuntas-untuk-meningkatkan-keamanan-di-jpo-bagian-1_565dddeed59373ea0dfbd35e].

 

Peristiwa kriminal di Jembatan Penyeberangan Orang terjadi lagi di Jakarta. Beberapa orang teman, kebanyakan yang wanita, menyatakan bahwa mereka merasa (makin) takut untuk memakai JPO, terutama pada malam hari. Untuk menanggulangi masalah ini Gubernur DKI bertindak cepat dan menyatakan akan segera memasang CCTV di tempat-tempat yang rawan.

Pertanyaannya, cukupkah itu? Yakinkah Anda bahwa pemasangan CCTV akan seca­ra efektif menanggulangi masalahan kerawanan di JPO?

Ke dua: katakanlah misalnya dengan pemasangan CCTV itu kemudian JPO-JPO sudah menjadi aman, bagaimana meyakinkan masyarakat pengguna JPO bahwa di situ sudah aman dengan seaman-amannya sehingga masyarakat tidak perlu kuatir lagi?

Tulisan ini memaparkan SISTEM 7E-1M, suatu sistem pendekatan holistik dan multi faktor yang dikembangkan di tempat Om-G bekerja yaitu di Lab.RSKE―ITB (a.k.a. Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi―Institut Teknologi Bandung), agar implementasi per­baik­an-perbaikan tadi dapat mencapai tujuannya secara efektif.

Disebutkan bahwa Sistem 7E-1M ini bersifat menyeluruh dan multi faktor; karena dia meliputi bukan hanya aspek-aspek teknis tetapi juga aspek ergonomis, ke-sistem-an, manajemen dan sebagainya. Pada semua aspek itulah kajian dan implementasi mengenai penanggulangan peristiwa ini mestinya diarahkan. Penting sekali untuk dijamin bahwa kajian-kajian untuk mencegah peristiwa ini bersifat menyelu­ruh/ho­lis­tik, karena diyakini bahwa bila ini ha­nya bersifat parsial, upaya perbaikan ini tidak dapat mencegah ter­ulangnya peristiwa seperti ini secara efektif.

Hal yang juga sangat penting adalah penerapan/implementasinya. Apakah pada prakteknya implementasi ini sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, apakah ada mekanisme untuk mendeteksi adanya penyimpangan secara dini, apa yang (harus) dilakukan bila terjadi penyimpangan-penyimpangan, bagaimana menjaring ide-ide perbaikan (lanjutan) dari para petugas pelaksana dan  masyarakat peran dan kontribusi apa yang diharapkan dari pimpinan puncak, serta apa yang harus dilakukan oleh para mitra kerja, dan sebagainya.

 ---o0o---

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline