Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Manusia Bisa Tega Membunuh Manusia?

Diperbarui: 15 September 2023   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.pinterest.com/pin/1085437947666079528/

Berita terbaru yang dilansir oleh beragam media adanya penemuan empat mayat manusia di laut wilayah Lampung tanpa kepala. Hingga saat penulis menulis artikel ini masih belum diketahui identitas dari empat mayat tersebut. Proses identifikasi keempat mayat tersebut cukup sulit karena bukti DNA sebagian besar telah hancur. Empat mayat yang ditemukan di laut Lampung tersebut menurut kepolisian kemungkinan korban pembunuhan.

Tahun 2022 lalu kasus pembunuhan seorang anggota polisi oleh atasannya menyita perhatian publik. Pada bulan September tahun 2023 juga beredar berita di Bekasi suami dengan tega membuh isterinya sendiri yang sedang mengadung anak ke-2 nya. Serta sedert kasus pembunuhan lainnya.

Menurut data badan pusat statistik (BPS) yang bersumber dari data Polri, tindak kriminal pembunuhan di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2014-2018 adalah sebanyak 1.277 pada tahun 2014, 1.491 pada tahun 2015, 1.292 pada tahun 2016, 1.150 pada tahun 2017, dan 1.024 pada tahun 2018.

Pemberitaan kasus pembunuhan terus bermunculan dengan kasus dan latar belakang yang beragam seperti terjadinya perselisihan, balas dendam, perebutan harta warisan, perampokan dan motif lainnya.

Pada bulan Agustus tahun 2020 lalu beredar pemberitaan pembunuhan seorang bos pelayaran yang menjadi korban pembunuhan. Setelah diusut dalang pembunuhnya adalah karyawanya sendiri. Menariknya dari kasus ini eksekutor pembunuhan bos pelayaran tersebut mengaku melakukan istikharah terlebih dahulu sebelum menerima tawaran untuk melancarkan aksi pembunuhan.

Apa sebabnya seseorang sampai hati membunuh sesama manusia, benarkah adanya dendam atau ada motif lain dibalik pembunuhan yang akhir-akhir ini semakin marak terjadi?

Ketika manusia menampilkan suatu perilaku, perilaku tersebut didorong oleh proses psikologis dalam dirinya. Menurut Albert Bandura (1973) perilaku kejahatan manusia merupakan hasil proses belajar psikologis, mekanismenya diperoleh melalui pemaparan perilaku kejahatan yang dilakukan oleh orang disekitarnya dan kemudian terjadinya pengulangan paparan yang disertai dengan penguatan sehingga semakin mendukung orang untuk meniru perilaku kejahatan yang mereka lihat.

Menurut Sigmund Freud bahwa sejak lahir manusia rentan untuk membangun energy agresif, energy agresif tersebut harus segera dimatikan atau dipadamkan sebelum mencapai tingkat membahayakan. Berbagai bentuk perilaku kekerasan merupakan manifestasi dari energy agresif yang dimiliki oleh manusia. Ketika seseorang tidak bisa mengeluarkan energy agresifnya dalam bentuk katarsis maka perilaku yang muncul bisa jadi dalam bentuk tindakan yang tidak dibenarkan oleh norma seperti tindak kriminal pembunuhan.

Perilaku agresif merupakan sebuah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti orang lain baik fisik maupun psikis, yang mengakibatkan kerugian atau bahaya bagi orang lain atau merusak milik orang lain. Perilaku agresif yang mendorong tindak pembunuhan adalah tipe agresif instrumental. Tipe agresif instrumental yaitu tipe agresif yang dipelajari, diperkuat, dan dilakukan untuk mencapai tujuan terentu.

Menurut teori cognitive neo-associanist model dan teori general affective aggression model dari Anderson mengemukakan bahwa penyebab munculnya perilaku agresif adalah situasi yang tidak menyenangkan. Perilaku agresif yang sulit dikendalikan muncul pada diri manusia akibat rendahnya rasa toleransi dalam mengatasi kekecewaan dan kemarahan yang ditumbulkan oleh konflik dengan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline