Lihat ke Halaman Asli

Rumah yang Penuh Sejarah

Diperbarui: 23 Agustus 2024   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Rumahku adalah saksi bisu sejarahku dari kecil hingga besar. Letak rumahku di Kecamatan Blimbing. Pagar dari rumahku berwarna hitam pekat, dengan cat dinding yang berdominasi warna gelap.

Dengan lantai yang hanya berjumlah dua, tentu rumahku sederhana. Ketika aku masuk rumah yang pertama kali aku lihat adalah sebuah ruang tamu yang selalu dipakai keluarga untuk berkumpul. Ruangan ini juga menyimpan ceritaku. TV yang kupakai untuk menonton Teletubies, Kursi tempat berloncat-loncat, dan meja yang kubuat untuk belajar menulis.

Di rumahku terdapat tiga kamar tidur dengan suhu yang sejuk meskipun tak ada AC. Dengan adanya meja belajar di kamarku aku sering mengerjakan tugasku disana dan kasur yang menjadi tempatku untuk bersantai setelah melakukan hal apapun. Meski begitu kamar adalah satu tempat yang menjadi sejarah kehidupanku dari yang suka menangis, belajar bersama ibu, hingga remaja yang sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kamar mandi yang terbatas tidak membuat kami mengeluh. Dan dapur, yang lengkap dengan bumbu, alat masak dan kompor sering kita pakai untuk memasak bersama.

Oleh karena itu, tak heran jika aku lebih menyukai tinggal dirumah. Rumah yang tidak semua orang miliki, rumah yang setiap sudutnya mengandung sejarah, rumah yang penuh kenangan, dan rumah yang penuh kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline