Lihat ke Halaman Asli

Ahok Gubernur Preman yang Baik Hati

Diperbarui: 1 Februari 2016   00:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta adalah belantara. Kriminalitas, narkoba, pornografi, faham sesat, kemiskinan, putus sekolah, masalah kesehatan dan lingkungan, terorisme, birokrat pejabat pemburu rente, persaingan bisnis, penguasaan lahan, macet, banjir adalah kompleksitas sisi gelap Jakarta. Hukum rimbapun berlaku, siapa yang kuat dia yang menang. Oknum rakyat hingga oknum pejabat, oknum pedagang hingga oknum pengusaha di Jakarta semua ada.

Di Jakarta terdapat kelompok-kelompok yang khusus berbisnis “pengamanan” dan siap jika di perlukan sewaktu-waktu. Dari menagih hutang, pengamanan lahan dan keperluan lain yang identik dengan kekerasan dan dunia kriminal. Ada Hercules dan kelompoknya asal Timor, John Kei yang diganti Rush Kei asal Manado, Bertus dan kawan-kawan asal NTT, Anak buah Lulung lunggana asal betawi dan kelompok-kelompok lain. Bukan isapan jempol kenapa mereka eksis? hukum pasar supply and demand, di Jakarta ada orang-orang untouchable yang selalu memberikan job-job kepada mereka.

Mengingat begitu kompleksnya masalah dan potensi masalah Jakarta, Pemimpin seperti apa yang terbaik untuk Jakarta?   

“If you just set out to be liked, you would be prepared to compromise on anything at any time, and you would achieve nothing.” (Margaret Thatcher).

Seperti halnya Pak Jokowi, untuk mewujudkan Jakarta Baru, Koh Ahok telah mengambil sikap kepada apa dan siapa berpihak dengan segala konsekuensinya. Sebenarnya tidak ada yang dilakukan Ahok diluar sumpah jabatannya sebagai Gubernur DKI. Prinsip Ahok adalah taat konstitusi bukan taat konstituen. Sepak terjang Ahok terlihat berbeda dari kebanyakan pejabat di negeri ini karena Ahok melaksanakan sumpah jabatannya secara konsisten dan frontal. Dan sikap Ahok, tidak setiap pejabat bisa meniru dan melakukannya.

Seandainya kita semua bisa  jujur, obyektif, merasakan dengan hati nurani serta berfikir dengan nalar, akal sehat, akan sangat sulit mencari padanan pejabat seperti Ahok. Ahok adalah kombinasi pendekar, superhero, preman dan pejabat. Mempunyai kepribadian lucu, nyeleneh, keras, berani mati, mental petarung, berdarah dingin tapi baik hati. Mempunyai keahlian menembak, bela diri, pengalaman komplit, cerdas dan penuh perhitungan.

Ahok adalah perpaduan kekuatan dan pengetahuan yang cukup. Ibarat komputer canggih mempunyai spesifikasi RAM besar, CPU cepat dengan database yang komplit. Seorang AHOK bisa multitasking. Eksekusi program dengan sangat cepat dengan akurasi keberhasilan yang tinggi. Multitasking dalam waktu bersamaan menolong si miskin, memberdayakan pengusaha sekaligus mencegah dan memberantas kejahatan.

RPTRA, KJP, KJS, memindahkan masyarakat ke Rusunawa, memberi pinjaman lunak pedagang, bus gratis dan murah, bebas bayar PBB, PTSP pelayanan perizinan yang efektif dan efisien, adalah program Ahok memanusiakan manusia, menolong si miskin.

Keinginan kuat dan perjuangan Ahok, produk-produk dalam negeri terdaftar dalam e-katalog adalah memberdayakan pengusaha dan produk lokal agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri menghadapi MEA.

Karena pengalamannya Ahok sangat sulit ditipu/dikadali anak buahnya. Ahok mempunyai pengetahuan sangat detil tentang manajemen alat berat, truck hingga obat-obatan.  

Frontal seperti preman (manusia bebas), tapi penuh perhitungan itulah Ahok. Rasa nyaman oknum DPRD dan pejabat pemprov DKI bisa berbuat apa saja dengan APBD yang sangat besar, dengan adanya e-budgeting kini harus gigit jari. Tak ada lagi anggaran yang nongol tiba-tiba setelah pengesahan APBD dari Mendagri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline