Lihat ke Halaman Asli

Awas Prahara !! Selamatkan Indonesia dari Angry Bird!

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1404301284610154688

JOKOWI & Kabinet Kerja

Beda dengan kubu Capres sebelah, JOKOWI lebih mengedepankan kerjasama antar parpol yang mempunyai tujuan sama tanpa politik transaksional di muka.Masa-masa pendaftaran Pilpres 2014 terjadi lobi2 politik antar parpol untuk berkoalisi. Elektabilitas JOKOWI yang moncer menjadikan JOKOWI bak magnet yang menarik untuk dipinang. Hampir semua parpol berkeinginan bergabung dengan JOKOWI.Amin Rais yang menjagokan Hatta sebagai Cawapres, ARB yang bolak balik menemui Megawati & JOKOWI. Karena politik adalah banyak-banyakan suara, keputusan JOKOWI dengan koalisi rampingnya sangat mengagetkan banyak pihak. Bukannya keputusan tersebut sangat beresiko bagi JOKOWI? Pelajaran yang dapat kita ambil adalah, dari sini terlihat kelas JOKOWI sebagai seorang pemimpin yang TEGAS, Ketegasan tanpa ragu. JOKOWI berani mengambil keputusan & resiko tidak seperti kebanyakan politisi yang haus akan kekuasaan. Kesan yang sangat kuat, motivasi JOKOWI akan membentuk kabinet kerja tanpa tersandera kepentingan-kepentingan pragmatis elite parpol yang bermasalah.

Bangsa pelupa prahara di depan mata

Mungkin karena kepanikan Capres sebelah melihat elektabilitas JOKOWI yang begitu tinggi, sedangkan investasinya menuju kursi presiden telah sedemikian besarnya menguras kekayaannya/kantong keluarganya, maka tanpa reserve semua Parpol yang tersisapun diajak berkoalisi. Bermasalah atau tidak pokoknya bergabung. Contoh pelaku & diduga pelaku KEBOCORAN yang selalu digembar-gemborkan capres sebelah lengkap begerombol pada koalisi tenda besar yang dipimpinnya. Hatta diduga terkait mafia migas, Anis Mata kasus bibit kopi, Ms Kaban kasus sistim komunikasi radio terpadu, SDA kasus Haji, ARB Pajak gayus & Lapindo, Demokrat kasus Hambalang & Century. Semua dijanjikan mendapatkan bagian. Belum merasa cukup bahkan GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Baru) pimpinan Herculesdan kelompok yang radikal intoleranpun diberi tempat. Dengan komposisi yang begitu “mengerikan” tersebut ternyata masih belum cukup juga. Senjata FITNAH pun ditebar dengan membabi buta tanpa malu-malu dan sangat pengecut untuk mengerus elektabilitas lawannya.

Membayangkan jika Capres No 1 yang terpilih, kabinet seperti apakah wujudnya?. Mestinya kita belum lupa, seorang Jenderal SBY yang begitu powerfull hampir tanpa cacat & beban masa lalu serta menguasai mayoritas legislatif pun begitu repot & kedodoran menghadapi teman koalisinya sendiri yaitu PKS & GOLKAR. Mestinya kita juga belum lupa, bagaimana Poros Tengah yang dimotori Amin rais PAN, PKS, GOLKAR, dkk sukses melengserkan Gus Dur pada waktu itu. Belajar dari fakta sejarah tersebut maka potensi terbentuk Kabinet PRAHARA (dalam arti sebenarnya) menjadi sebuah keniscayaan. Mengingat posisi bergaining Capres sebelah dengan Partainya yang hanya sebagai pemenang ke 3 Pileg 2014, minim pengalaman serta punya tabungan kasus pelanggaran HAM. Kasus HAM yang belum tuntas akan menjadi bom waktu dan senjata yang mematikan yang siap di goreng untuk menekan Gerindra. Keberadaan Ketua PAN sebagai wapres sebenarnya ibarat capressebelah sedang "memelihara anak macan" yang siap menerkam kapan saja dia mau. 5 tahun kedepan alih-alih menjadi Macan Asia yang selalu digembar-gemborkan. Bukan tidak mungkin Capres sebelah hanya akan menjadi kucing yang ciut nyalinya karena selalu digertak teman koalisinya sendiri. Capres sebelah bisa selamat hanya dengan satu cara yaitu menjadi DIKTAKTOR yang tak segan mengitimidasi bahkan kalau perlu menculik siapa saja yang berani menggoyang singgasananya. Untuk urusan culik-menculik yang mengganggu kepentingannya, tidak perlu diragukan lagi. Karena sudah sangat berpengalaman menculik anak-anak muda yang kritis. Hal itu dilakukannya dengan tanpa rasa iba, tanpa merasa berdosa sama sekali dengan alibi cap teroris yang mengancam kepentingan negara. Tidak ketinggalan tentu saja FPI serta Hercules dengan GRIB-nya sebagai pamswakarsa telah siap siaga menungu aba-aba & perintah sang Jenderal. Naudzubillahimindzalik.

Kita terkenal sebagai bangsa pelupa. 16 tahun reformasi berjalan sangat lambat, tidak ada hasil yang menyentuh lapisan masyarakat bawah. 10 tahun terakhir kita berharap pada sosok Jenderal yang nyaris sempurna-pun tidak bisa berbuat apa2. Sebagai seorang tentara, SBY bukan orang bodoh tapi sebagai orang sipil, SBY tidak memahami & kurang berpengalaman mengelola masyarakat & manajemen pemerintahan sipil. Terbukti konflik antar anak bangsapunpun JK yang menyelesaikan. Ketidak pahaman SBY tentang birokrasi sipil menjadikan reformasi berjalan ditempat karena dibajak oleh birokrat-birokrat korup & pemalas yang berpesta pora  dari pajak rakyat tanpa SBY tahu. Atau mungkin pura-pura tidak tahu.

Kita selama ini mengharapkan pemimpin yang bersih, mumpuni & berpengalaman, mengerti apa itu tugas Presiden sebagai kepala Pemerintahan, mengerti keinginan rakyatnya bukan pemimpin retoris yang selalu diawang-awang dengan janji-janji muluknya. Dan Tuhan telah memberikan permintaan dan harapan kita. Ada 2 pilihan dihadapan kita. Pertama, seorang militer yang gagah sama seperti 10 tahun lalu, militer bonus tempramental (disini), cacat pelanggaran HAM dengan lambang kebanggaan yang lebih mirip Angry Bird, potensial menjadi diktaktor. Kedua, hadirnya Capres yang jelas track record, kinerja serta karakternya yang merakyat. Seorang yang kurus tidak ganteng tapi dengan prestasi yang diakui dunia. Semoga kita bukan bangsa pelupa yang lupa akan harapan kita sendiri.

Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum bilamana kaum tersebut tidak berusaha untuk merubahnya. Semoga Tuhan tidak menghukum kita bangsa Indonesia karena kebodohan & kepandiran kita menggali lobang sendiri.

Sebelum terlambat gunakan mata, pendengaran & akal kita agar tak perlu ada prahara 5 tahun kedepan.

14042981811214543971



Selamatkan Indonesia dari “angry bird”

karena Garuda kita tidak merah menyala

Selamatkan Indonesia dari prahara

dengan mencoblos No. 2

JOKOWIDODO – JUSUF KALLA

14042972601523442287

Salam 2J 4 RI | JOKOWI - JK 4 REPUBLIK INDONESIA

Sumber foto : koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline