Lihat ke Halaman Asli

Gadis Berkerudung Merah

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

GADIS BERKERUDUNG MERAH

Seandainya engkau halal untukku

Ingin kurengkuh engkau dalam dekapku

***

Tiada yang istimewa darinya, sungguh dia jauh dari kata cantik. Perawakannyapun tidak terlalu tinggi, mungkin hanya satu setengah meter lebih sedikit. Kulitnya tak terlampau putih, hanya sawo muda itulah gambaran warna kulitnya dari kejauhan. Dia terlihat kurus dengan balutan busana muslimah yang ia kenakan. Dengan bawahan berwarna hitam, bajunya yang panjang berwarna merah dihiasi bunga-bunga dan pada lengannya berwarna hitam dan ia berkerudung merah. Sungguh ia pandai sekali menata penampilannya. Memadukan tiap warna menjadi sebuah keserasian yang anggun.

Dulu saat aku pertama kali bertemu dengannya tak ada hal yang menarik darinya, kami tak pernah berkenalan. Dia gadis pendiam yang tak banyak bicara apalagi dengan lawan jenis. Aku hanya tahu bahwa kami satu organisasi, dan aku baru tahu bahwa dia anggota organisasi ekstra kampus setelah aku aktif dalam organisasi ini selama 1 tahun. Padahal secara tahun, aku dan dia masuk menjadi anggota organisasi ini ditahun yang sama, namun aku tak pernah melihat gadis itu dalam setiap diskusi rutin mingguan yang diadakan oleh komisariat. Meskipun dia seorang aktivis, namun aku tak pernah mendengar dia mengeluarkan kata-kata yang bisa disebut pendapat, kritik atau saran.

“Dia anak baru ???” tanyaku pada Edy yang duduk disampingku. Edy menggeleng

“Dia anak lama, sama 1 tahunnya sama kita tapi dia gak pernah aktif kayak kita, dia sibuk kerja jadi gak sempet ikutan acara kegiatan organisasi kalo pas dia gak libur” jawab Edy

“Tapi dia masih kuliah kan ???”

“Jangan panggil dia-dia gitu lah Zin, namanya Aisyah Kholifatun Nisa kita biasa manggil dia Ais. Dia masih kuliah kok satu kelas sama aku” Aku gak percaya kalo Edy ternyata adalah teman satu kelas gadis itu.

“Ais cewek paling mandiri yang pernah aku temui Zin, lain sama temen sekelasku yang hobi dandan dan kalo uang habis minta pacar atau orangtua mereka, tapi Ais sibuk bekerja buat mencukupi kehidupannya sendiri, pagi hari dia bekerja, kalo ada jam kuliah dia bakal ijin buat kuliah karena memang kuliah kami masuk siang. Kalo kuliah gak sampek pulang jam 4, Ais bakal buru-buru pergi nggak ikut temen-temen jalan-jalan atau sekedar nongkrong. Tapi dia berangkat ngajar ngaji di Mushola setengah kilo meter dari kampus”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline