Lihat ke Halaman Asli

Kesia Elisabeth

Seorang anak perempuan yang mati-matian dibahagiakan oleh ayahnya

Aku Hanya Krisan

Diperbarui: 8 September 2019   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku memang hanya bunga Krisan
Mampu tumbuh liar, harganya pun tak mahal

Aku memang hanya bunga Krisan
Warna tak beragam, harum pun seadanya

Aku memang bunga Krisan,
Hanya Krisan.
Tapi aku selalu ada dalam suka dan duka

Dirangkaian bunga dari seorang suami untuk istrinya...

Dirangkaian bunga dari mempelai pria untuk wanitanya...

Dimeja catering hingga meja raja...

Dipapan ucapan "Selamat Berbahagia" sampai ucapan "Turut Berdukacita"

Ya, Akulah Krisan, Bunga yang menemanimu juga...

Namun kau tinggalkan karena tak seindah Mawar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline