Lihat ke Halaman Asli

Kesia Elisabeth

Seorang anak perempuan yang mati-matian dibahagiakan oleh ayahnya

Korupsi

Diperbarui: 8 September 2019   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam diam Aku terus merenung

Lebih tepatnya mengingat

Sedari semalam

Yang ada hanya senyummu

Senyum yang dulu menguatkan ku (mungkin sampai sampai sekarang)

Sayang... Senyummu langsung hilang begitu kuingat dirinya,

Dirinya yang katamu hanya teman biasa.

Sudah sudah... Aku harus hentikan renungan ini. Masih jam kerja.

Masakkan aku harus korupsi jam kerjaku sendiri, hanya karna mu.

Lelaki ku yang mungkin sudah tidak menganggap aku perempuanmu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline