Lihat ke Halaman Asli

Olie Ibrahim

Perempuan Aceh optimis dan keras kepala

Hasutan Menulis Berbayar

Diperbarui: 30 Oktober 2019   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam kegalauan hidup Angela dan Satani sering muncul bersamaan, apalagi dalam hal mewujudkan mimpi-mimpi. Angela seringnya tidak berdaya dan kalah dengan hasutan dari Satani. Kalau Angela sering memberi stimulan untuk bergerak kearah positif, sementara Satani melakukan sebaliknya. Seperti kali ini, Satani dan Angela bersitegang menghasutku, padahal Tuhan mencoba membuka pintu rezeki ku melalui seorang Hariadhi yang berbaik hati mengajarkan kami ilmu menjadi penulis profesional melalui salah satu grup di WA asuhan Budiman Hakim dan tim.

Hariadhi adalah seorang "dosen tamu" di grup WA belajar menulis kami, beliau meminta kami untuk menulis disalah satu blog seperti Kompasiana, Wordpress atau Blogspot tentang jalan karir menulis yang diinginkan, kita diminta memilih apakah mau bergabung dengan digital agency, atau jadi penulis lepasan, jadi content writer mandiri, jadi influencer, jadi ghostwriter atau penulis SEO atau masuk situs  dengan konten berbayar.

"Nggak usah kau kerjain tugas itu, nggak penting juga kali, buat apa itu sekarang? Udah terlambat, nggak menjanjikan apa-apa, buang waktumu saja, mending kau habiskan menjaga anak yang sudah  dititipkan kepadamu, dia lebih butuh perhatianmu" hasut Satani.

Angela tak mau kalah dengan argumennya,'' Hei, kamu nggak malu udah seumur ini, cita-citamu masih banyak yang belum tercapai, jangan jadikan bayi satu tahun alasan untuk tidak produktif". Angela menyentakkan semangatku yang membuatku malu, karena membuat satu buku sudah cita-cita sejak lima belas tahun yang lalu.

"Halah, tak perlu malu, masih banyak orang yang begitu, rutinitas pekerjaan mu sekarang saja tak cukup waktu, dirumah tak ada babu, waktu tersita tak tentu". Tambah Satani

"Ya ampun, macam kau saja yang jadi Ibu, coba kau lihat lagi Om Bud, Kang Asep, Kak Devina, dan sekarang udah tambah satu lagi Paman Hariadhi, mereka lebih sibuk darimu lagi, sempat juga menulis, bisa ngasih manfaat lagi buat orang lain, udahlah kau bayar dikit, mau buat peer ada saja alasannya, coba hargailah sedikit, kalau nggak suka ya udah, keluar aja dari grup"

"Iya tapi merekakan udah mapan, dan mereka juga punya waktu banyak, janganlah kau samakan mereka, mana bisa begitu", tanggap Satani cepat.

"Katanya ingin bermanfaat buat orang banyak, nah, kalau kamu sendiri nggak bisa ambil manfaat dari kesempatan yang dikasih Tuhan, bagaimana jadinya? ini kesempatan langka loh! Ayok buat peer nya. Mau jadi penulis lepasan kek, berbayar, SEO, digital, apalah itu tadi, kau kerjakan saja dulu peer yang dikasih, biar aja mengalir nanti jadi apa, luruskan niatmu, minimal buat satu buku sebelum kau mati", tegas Angela.

"Yaah, aku yakin paling kau semangatnya sebentar aja, lihat saja, nanti kembali ke rutinitasmu yang awal,  buku yang udah kau mulai lima tahun lalu aja nggak siap-siap, nah itu waktu kau belum punya bayi, sekarang apalagi,  kita lihat nanti perkataan siapa yang terbukti", ujar Satani penuh yakin.

Karena malu hati dan kesempatan juga baru ada jadilah sekarang aku disini mengurai hasutan Satani dan semangat Angela untuk mulai menulis dan menyelesaikan tugas, kuputuskan untuk memulai dari Kompasiana dihari ini. Bismillah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline