Lihat ke Halaman Asli

Olive Bendon

TERVERIFIKASI

Travel Blogger

Memaknai Seni Lewat Goresan Juang Kemerdekaan

Diperbarui: 2 Agustus 2016   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pengunjung menikmati Potret Jenderal Sudirman karya Gambiranom Suhardi (dok. koleksi pribadi)

Selama ini masyarakat umum hanya dapat melihat selintas benda-benda koleksi Istana Kepresidenan RI melalui gambar-gambar yang disajikan lewat berita kegiatan yang sedang berlangsung di istana. Karenanya, melalui Kementerian Sekertariat Negara, istana berinisiatif untuk mensosialisasikan koleksi benda seni Istana Kepresidenan yang biasanya hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang saja dengan menyelenggarakan pameran koleksi seni rupa istana.

Sepanjang Agustus, sejumlah koleksi benda seni istana kepresidenan karya para maestro dunia yang biasanya hanya diam di Istana Merdeka, Bogor, Cipanas, Tampak Siring Bali, dan Yogyakarta; setelah melalui seleksi diangkut ke Galeri Nasional Indonesia, Jakarta untuk dipamerkan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-71. Menurut Mikke Susanto, kurator pameran yang bertajuk 17|71: Goresan Juang Kemerdekaan; benda-benda yang dipamerkan ini tak sampai 10% dari koleksi istana yang berjumlah 3000an. Namun dari yang tak banyak ini diharapkan masyarakat dapat memaknai karya seni tak sebatas sebagai hasil kreativitas individu tapi juga sebagai bagian dari ornamen pembangunan.

Sebenarnya bukan baru kali ini saja benda koleksi Istana Kepresidenan diperlihatkan kepada publik. Ada beberapa kali pameran di mana, beberapa benda seni tersebut dipinjamkan untuk dipamerkan seperti lukisan karya Raden Saleh yang pernah dipajang di Galeri Nasional ketika pameran Monografi Raden Saleh dan Aku Diponegoro.

Gadis Melayu dengan Bunga karya Diego Rivera yang didapatkan Soekarno dari Meksiko (dok. koleksi pribadi)

Beberapa karya menarik yang dapat dinikmati pada pameran ini di antaranya: Potret H.O.S. Tjokroaminoto (Affandi, 1946), Pangeran Diponegoro Memimpin Perang (Basuki Abdullah, 1949), Memanah (Henk Ngantung, 1943), Penangkapan Diponegoro (Raden Saleh, 1857), Markas Laskar di Bekas Gudang Beras Tjikampek (S. Sudjono, 1964), Empat Gadis Bali dengan Sajen (Miguel Covarrubias, 1933 -1936), dan Gadis Melayu dengan Bunga (Diego Rivera, 1955); adalah jejak-jejak masa yang digoreskan oleh tangan-tangan seniman yang masih bisa dinikmati di masa kini untuk memaknai arti perjuangan dan kemerdekaan. Untuk melihat jejak pembangunan bangsa, di salah satu ruang ditampilkan 46 gambar yang bila diperhatikan dengan seksama, ke-46 gambar adalah pengingat momen perjalanan bangsa Indonesia dari detik-detik proklamasi hingga sampai di hari ini.

Goresan Juang Kemerdekaan dibuka oleh Presiden Jokowi pada Senin (02/08/2016), menampilkan 28 lukisan karya 21 pelukis termasuk satu lukisan karya Soekarno yang dilukis di Tampak Siring pada 1958, 100 foto - foto kepresidenan dan 9 buku tentang koleksi lukisan Istana Kepresidenan. Benda-benda seni ini dikoleksi dan dikumpulkan sejak 71 tahun lalu, semenjak Soekarno menjadi presiden. Pameran dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya dan akan berlangsung hingga 30 Agustus 2016, saleum [oli3ve].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline