Lampu penerang jalan belumlah dipadamkan. Namun, kesibukan di perhentian bus di persimpangan Ampang, Kuala Lumpur (KL) sudah tampak. Langkah-langkah yang bergegas naik/turun dari pintu Go-KL dan Rapid-KL silih berganti menghiasi tempat perhentian. Menyepi di belakang perhentian itu, di emperan sebuah gedung di kawasan warisan, tiga orang lelaki tenggelam di antara tumpukan koran yang dihamparkan di atas ubin. Seorang sibuk memilah dan memisahkan koran, yang satu menimbang; dan seorang lagi mencatat setiap teriakan lelaki yang duduk di depan timbangan.
Berita utama yang menghiasi halaman depan koran Minggu di awal Februari 2015 itu adalah gambar Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak. Ini adalah kunjungan kenegaraan pertama Jokowi semenjak menjadi presiden yang menjadi sorotan media baik dalam maupun luar negeri.
[caption caption="Headling koran Malaysia"][/caption]
Pertengahan Juni dan Agustus lalu, saya kembali bertandang ke Malaysia; menunaikan tugas jalan-jalan ke Kuala Terengganu dan Serawak. Dikarenakan jadwal penerbangan yang terlalu malam, pada kunjungan terakhir; sekembali dari Serawak saya memutuskan untuk menikmati weekend staycation di KL sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta. Minggu paginya, saya memilih untuk bersantai di Shangri-La KL, hotel bintang lima nomor satu di Kuala Lumpur menurut survey Tripadvisor tempat beristirahat malam itu.
Usai menikmati sarapan di Lemon Garden Cafe, saya menjumpai Diana Lee Wright, Director of Digital Marketing Shangri-La Hotel Malaysia yang telah menanti di Lobby Lounge. Saya memesan secangkir teh panas untuk menemani bincang pagi ketika Cheah Keat Fui, Director of Sales and Marketing Shangri-La KL bergabung di meja kami. Keat Fui pagi itu sangat sibuk mengurus tamu-tamunya yang baru datang dari India. Ada sekitar 400 orang yang menginap di Shangri-La, menghadiri satu pertemuan di Kuala Lumpur. Karena jumlah mereka cukup besar, maka lobi khusus untuk grup tak menampung sehingga sebagian beralih ke depan Lobby Lounge.
[caption caption="Menu sarapan pagi ala buffet di Lemon Garden Cafe"]
[/caption]
Dengan 101 kamar suite, Shangri-La terhitung sebagai hotel yang memiliki kamar suite terbanyak dibanding hotel lain di KL. Dari segi lokasi, letaknya pun sangat strategis. Untuk menggapai titik-titik landmark KL, tersedia layanan shuttle dari hotel ke Petronas Twin Tower, KL Tower serta pusat perbelanjaan yang ada di seputar Bukit Bintang seperti Suria KLCC dan Pavilion. Sebagai pejalan yang lebih senang melatih otot-otot kaki, berjalan 5 – 10 menit melalui pedestrian ke tempat-tempat menarik tersebut sembari cuci mata adalah pilihan yang menyenangkan.
[caption caption="Ruang tamu dan ruang kerja di Royal Suite Shangri-La KL (dok. Diana Wright)"]
[/caption]
[caption caption="Ruang tidur Royal Suite Shangri-la KL (dok. Shangri-La KL)"]
[/caption]
Tak ada berita utama di koran hari itu seputar kunjungan Jokowi, karena berita utamanya adalah diberi kejutan melongok kamar yang digunakan oleh Jokowi saat berkunjung ke Malaysia beberapa waktu lalu. The Royal Suite atau yang dikenal sebagai Sweet Twenty Eight Hundred di lantai 28. Saya menyebutnya, “Rumah Mungil”, ruang pilihan pejabat dan orang – orang penting dari berbagai negara sebagai rumah sementara kala mereka bertugas di KL. Ruangan yang dihiasi dengan lampu kristal Swarovski itu, terbagi atas ruang tamu yang lega, ruang kerja, ruang makan yang dapat difungsikan sebagai ruang pertemuan yang dilengkapi dengan ruang pantry, serta ruang tidur. Dari meja kerja yang ada di dalam kamar tidur, kita dapat menikmati kemolekan menara kembar Petronas. Kamar mandi di kamar ini tentu berbeda dengan kamar lainnya karena selain lebih lega, di dalamnya tersedia jacuzzi untuk memanjakan sang tamu disertai perlengkapan dan peralatan mandi yang spesial.
[caption caption="Meja kerja di dalam kamar tidur Royal Suite Shangri-La KL"]
[/caption]