Lihat ke Halaman Asli

Olive Bendon

TERVERIFIKASI

Travel Blogger

Mochtar Soemodimedjo, Sutratadara Kereta Api Terakhir Berpulang

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13369550051182632850

Pagi ini seperti pagi pagi sebelumnya, saya membuka beberapa media sosial sekedar untuk melihat berita terkini yang dihembuskan oleh para penggiat di medsos. Dua buah status bernada serupa yang disampaikan oleh dua orang teman terkait berada di urutan teratas, langsung menarik perhatian:

Innalillahi wainailaihi raji'un .. Telah berpulang ke Rahmatullah ayahanda kami tercinta, Ir. Mochtar Soemodimedjo MA, pada hari Senin, 14 Mei 2012 pukul 02:25 dini hari ini. Mohon doa dan mohon maaf sebesar2nya kepada para kerabat, handai taulan dan rekan2 sekalian. Kami haturkan terima kasih yang sebesar2nya.

[caption id="attachment_188056" align="aligncenter" width="500" caption="Bp Mochtar Soemodimedjo didampingi menantunya Rafly saat diinterview oleh Kompas TV di Beos (dok. koleksi pribadi/Olive Bendon)"][/caption] Mochtar Soemodimedjo yang dimaksud adalah sutradara film sejarah kolosal Kereta Api Terakhir yang menempuh pendidikan selepas SLA - B (1960) dengan meneruskan ke Fakultas Arsitektur, Universitas Diponegoro di Semarang (1960-1963). Meraih gelar Master of Arts of Cinematography dari Faculty of Film Feature Direction, All Union Institute of Cinematography, Moskow (1964-1971). Memasuki dunia film pada tahun 1964 dan memulai debutnya sebagai sutradara untuk film The Night Flight (1968). Max Havelaar (1975) adalah film dimana beliau menjadi sutradara pendamping Vons Rademaker yang sempat diblokir oleh Badan Sensor Film Indonesia selama 12 tahun sebelum akhirnya dikeluarkan pada 1987 tanpa sensor. Film yang sebelumnya berjudul Saidjah dan Adinda ini, diangkat dari novel karya Dowes Dekker. Film-film beliau yang lain adalah Paparacio (1971), Hutan Tantangan (1972), Seruling Senja (1974), Inem Nyonya Besar (1977), Tuan Besar (1977), Buaya Deli (1978) dan Saman & Salmah (1979).

Bertemu langsung dengan beliau pada Pebruari lalu ketika menggelar acara Nobar : Kereta Api Terakhir di Beos (08/02/12) atas kerjasama Sahabat Museum (Batmus) dan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS). Belum sempat kami memenuhi undangannya untuk mendengarkan kuliah tentang perfilman dan menonton bersama Max Havelaar di kediaman beliau, pagi ini beliau telah kembali ke pangkuan Sang Khalik.

[caption id="attachment_188057" align="aligncenter" width="500" caption="Batkapiten Batmus bergambar bersama pak Mochtar Soemodimedjo selepas acara nobar Kereta Api Terakhir di Beos (dok. koleksi pribadi/Olive Bendon)"]

1336955089579536503

[/caption] Peraih penghargaan Lifetime Achievement FFI 2006 yang lahir di Ambarawa pada 1 Juli 1941 ini adalah ayahanda dari kompasianer Anom Mochtar. Selamat jalan pak Mochtar, semoga tenang di sisiNya dan keluarga yang ditinggal diberi ketabahan serta kekuatan.[oli3ve]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline