Hari sudah jelang senja namun matahari masih terik menyengat kulit. Sektar 40 kapal motor tradisional nelayan yang menambatkan sauh berjejer di dermaga Fikri, Setiu, Terengganu sore itu. "Sudah minum obat pusing, Mbak? Gelombang cukup tinggi, kalau tak kuat pusing." Ahmad Fathil bin Abdul Ghani, Manager Promotion Tourism Terengganu yang saya jumpai di dermaga Setiu menyapa akrab.
Sore itu, saya berdiri di antara riuhnya manusia yang memenuhi dermaga menanti anggota tim yang akan berangkat untuk mengikuti Terengganu International Squid Jigging Festival (TISJF) 2014 atau Pesta Candat Sotong di perairan di sekitar pulau Chepu. Pk 16.30 satu per satu perahu meregangkan tali penambatnya dan bergerak perlahan meninggalkan dermaga menerjang gelombang menuju perairan lepas.
[caption id="attachment_334485" align="aligncenter" width="486" caption="Kapal motor nelayan yang siap untuk membawa peserta TISJF 2014 (dok. koleksi pribadi)"][/caption]
TISJF 2014 adalah salah satu kegiatan wisata yang diselenggarakan oleh pemerintah Terengganu, Malaysia melalui Departemen Pariwisata setempat untuk memperkenalkan squid jigging (=candat sotong, dalam bahasa setempat) atau mengail cumi-cumi dengan cara tradisional.
Peralatan yang digunakan adalah 2 (dua) mata kail yang diikatkan di ujung kail, diturunkan ke dalam laut lalu ditarik-tarik perlahan untuk menarik perhatian sotong. Malam pertama TISJF 2014 berlalu dengan tangkapan yang sangat minim. Saat matahari mulai tenggelam, lampu-lampu sorot di badan kapal mulai dinyalakan untuk menarik perhatian para sotong mendekat ke sekitar kapal. Meski sotong adalah komoditi laut yang banyak ditemukan di perairan Terengganu, malam itu bersama 3 (tiga) orang kameramen Al Hijrah TV Malaysia yang satu tim dengan saya; kami kembali ke darat menenteng 3 (tiga) ekor sotong kecil-kecil.
[caption id="attachment_334486" align="aligncenter" width="486" caption="Anwar, Ahmad dan Asheef kameramen dari TV Al Hijrah Malaysia, rekan satu tim TISJF 2014 (dok. koleksi pribadi)"]
[/caption]
Hari kedua pesta candat, lokasi jigging berpindah tempat; semua peserta TISJF 2014 bertolak dari dermaga Riyaz Heritage Marina Resort menuju perairan Pulau Kapas. Langit biru dan terjangan gelombang mulai menyambut kapal-kapal motor yang bergerak beriringan menuju samudera sejak meninggalkan dermaga. Gelombang tinggi meliukkan badan kapal, menarikannya ke kiri dan ke kanan. Sampai di tujuan sauh dibuang untuk menambatkan kapal di lokasi yang ayunan gelombangnya cukup aduhai mengaduk-aduk isi perut.
Kali ini saya berusaha untuk mengingat teknik mencandat yang disampaikan abang-abang nelayan saat berbincang di Setiu sehari sebelumnya. Buang kail ke dalam air hingga mencapai dasar laut, tarik perlahan hingga kurang lebih satu meter di atas permukaan tanah lalu mulai ditarik-ulur untuk menarik perhatian sotong. Jika dirasa ujung kailnya berat, tarik perlahan untuk melihat hasil yang didapat.
[caption id="attachment_334487" align="aligncenter" width="486" caption="Menikmati matahari tenggelam di perairan Setiu, Terengganu sembari menanti sotong (dok. koleksi pribadi)"]
[/caption]
Hasilnya? Goyangan gelombang yang dahsyat sukses membuat saya mabok laut, terkapar dengan sukses di buritan dan tidur ditemani rembulan yang sangat indah malam itu. Suara sorak sorai penghuni kapal yang bersiap untuk kembali ke darat membuat saya terbangun bersamaan dengan air pasang yang mulai naik dan menghempas gelombang hingga membasahi sekujur punggung saya yang telentang di lantai kapal. Jelang pk 22 malam itu kami bersyukur berhasil menangkap 47 (empat puluh tujuh) ekor sotong, tangkapan terbanyak yang bisa kami bawa ke darat.
[caption id="attachment_334488" align="aligncenter" width="486" caption="Steven Howard, Managing Director Travel News Asia saat wawancara istimewa dengan YAB Dato"]
[/caption]
Ditemui di hari terpisah di Kuala Kopi Lounge, Primula Hotel, YAB Dato' Seri Haji Ahmad Bin Said, Menteri Besar Terengganu mengatakan TISJF 2014 yang baru pertama kali diadakan ini adalah jembatan untuk memperkenalkan destinasi wisata dan menarik perhatian wisatawan berkunjung ke Terengganu. Selain squid jigging, Terengganu juga memiliki beragam destinasi wisata menarik seperti melihat dari dekat kehidupan masyarakat di kawasan pecinan Kuala Terengganu, menikmati keindahan danau buatan Tasik Kenyir dan alam sekitarnya yang akan menjadi ikon wisata Terengganu di masa datang, bercengkerama dengan ikan Kelah di Kelah Sanctuari, berkunjung ke Kampung Gajah, wisata sejarah, kuliner dan lain sebagainya.
Melalui TISJF 2014 yang diikuti oleh 200 peserta perwakilan berbagai media (radio/tv, koran/majalah cetak/online, blogger/travel blogger, pengelola perjalanan) dari 25 negara termasuk Malaysia sebagai tuan rumah ini diharapkan dapat jembatan media untuk memperkenalkan wisata Terengganu. Harapan selanjutnya adalah dipenuhinya pencapaian pendapatan negara dari pariwisata Terengganu sebesar RM 2,5 milyar dengan 5 juta wisatawan yang berkunjung, imbuh YAB Dato' Seri Haji Ahmad Bin Said menutup obrolan senja kami.
Malam terakhir TISJF 2014 ditutup dengan menikmati suguhan makan malam dengan menu spesial durian Terengganu yang nikmat di kediaman resmi YAB Dato' Seri Haji Ahmad Bin Said, Seri Iman Residence, Kuala Terengganu; satu negeri yang indah di pesisir Laut Cina Selatan, Malaysia. Salam pencandat [oli3ve].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H