Lihat ke Halaman Asli

Abdurrahman Maulana Yusuf

MSc of Accounting Student

Kata-kata “Mutiara”

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian mungkin mengerti maksud kata tersebut yang sebenarnya, atau juga mungkin kalian berpikir bahwa kata – kata mutiara yang dimaksud adalah kata – kata yang enak didengar dan pantas diucapkan. Tetapi sebenanya bukan ! Maksud dari kata mutiara disini adalah kata – kata kotor alias tidak sopan yang selama ini mungkin sering diucapkan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Sejenak saya berpikir, apakah kata – kata seperti itu sudah dilegalkan? atau dibolehkan walaupun hanya sesama umur maupun ke yang lebih muda? Teringat ketika saya masih kecil, apabila ada teman yang keceplosan ataupun sengaja berbicara seperti itu, mereka menepuk mulut beberapa kali dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Entah tradisi dari mana itu.
Tapi lihatlah sekarang, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar laki – laki dan sebagian kecil wanita terutama remaja justru sudah menganggap kata – kata seperti itu sebagai kebiasaan yang mungkin sudah mendarah daging.
Bahkan bagi sebagian orang, menganggap kata – kata binatang tersebut adalah kata – kata maskulin yang wajar bahkan mungkin harus diucapkan oleh para kaum adam terutama ketika bermain game.Tidak bisa dipungkiri, apa yang saya temukan selama ini dengan teman – teman saya, ketika mereka bermain permainan – permainan internet mereka berkata - kata kotor . Hal ini dianggap lumrah tetapi justru sangat berdampak buruk pada masyarakat. Mengapa? karena tak hanya anak kecil dan remaja saja yang bermain, tapi orang dewasa juga, dan mereka cenderung menggunakan kata-kata kotor. Akhirnya anak-anak dan remaja juga ikut menggunakan kata-kata kotor dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tentu hal ini sangat mempengaruhi perkembangan sosial seorang anak.
Orang tua dan guru sebagai pendidik bukan hanya mengajar seharusnya bersikap lebih tegas lagi terhadap hal ini, mengingat semakin banyak anak kecil dan remaja semakin percaya diri mengatakan kata – kata “mutiara” tersebut.
Hendaknya sebagai manusia yang berpendidikan, tidak boleh berkata – kata seperti itu, Siapa tahu karena lisannya, dia akan dilempar ke neraka. Nabi SAW pernah bersabda bahwa bila kita berbicara tetapi tidak dipikirkan sebelumnya dan membahayakan,maka Allah akan memasukkan kita ke neraka yang sangat panas, Naujubillahminzallik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline