Lihat ke Halaman Asli

Indonesian Dreams

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13812846231031397163

Evan dimas cs sukses merebut hati masyarakat indonesia , Garuda jaya "still unstopable " dan seperti biasa masyarakat indonesia larut dalam ueforia kemenangan ,tim ini begitu sexy untuk tak di bahas dan terlalu hot untuk tak  di jelajah setiap centimeter nya, Gosip seputaran timnas terlalu ahayyy buat dilewatkan. Memandang timnas ini kita seolah -olah ada dalam kepercayan "American Dreams" sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang , Mereka percaya melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Apakah ini hal yang posititif?tentu saja nilai kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, adalah hal yang pasti positif tapi disisi lain mulailah timbul harapan berlebih. Media kemudian mengambil porsinya, nilai jual tim ini sangat profitable untuk dijadikan bahan pemberitaan melebihi timnas seniornya sendiri yang untuk urusan prestasi sedikit harus mengakui kehebatan junior-juniornya ini. animo dan antusiasme pecinta bola tanah air kemudian ,melahirkan ekspektasi dan ekspektasi lebih buat timnas garuda jaya, kemenangan menjadi suatu hal wajib untuk di raih disetiap laga. [caption id="attachment_284034" align="aligncenter" width="544" caption="image tribunnews.com"][/caption] Harapan berlebih ini jika bisa di konversi menjadi sebuah motivasi akan sangat bermanfaat untuk menambah daya juang pasukan coach Indra ,tapi bagaimana jika gagal? bagaimana kalau semua harapan tak terpenuhi? bagaimana kalau kita kalah di sisa laga dan gagal melaju, bukankah sebuah kengerian tak terkira di saat evan dimas cs masih menjalani masa-masa bulan madu dengan publik sepakbola nasional. Pemberitaan yang berlebih ini juga mempengaruhi mental pemain yang mungkin sangat ingin teus menerus mendapat perhatian dan berimbas pada permainan dilapangan. Salah seorang punggawa timnas Hansamu Yama Pranata mengatakan ; Pada babak pertama, katanya, para pemain merasa tampil kurang maksimal karena sedikit-banyak boleh jadi masih terbayang-bayang dengan gegap gempita dukungan di Piala AFF lalu. (detik.com) "Bak pahlawan di sidoarjo dan kembali menjadi bukan siapa-siapa di jakarta" mereka kembali terlempar ke bumi sama seperti sebelum mereka menjadi juara. Stadion Gelora Bung karno seolah olah berteriak dibalik kosongnya kursi stadion , " hey siapa kalian yang mesti di tonton?pantaskah anda menjadi tontonan untuk kami buang-buang uang?  ini bukan tentang nasionalisme dan cerita kepahlawanan tapi bagaimana ada hal lebih urgent diluar sana yang lebih di pilih oleh Sebagian masyarakat pecinta sepakbola di  jakarta daripada menonton laga kualifikasi tadi malam. Fenomena itu mungkin bisa di ambil sebagai bahan pelajaran mental buat anak-anak garuda jaya, bagaimana bermain tanpa dukungan penuh penonton jika bermain diluar kandang ,bagaimana untuk terus memberikan permainan terbaik dalam segala kondisi hal gimmick di luar pertandingan, yang tak terlalu penting itu ! fokus dan fokus saja ke lawan-lawan anda !! akan sangat konyol jika alasan penonton sebagai dalih penurunan performa ,begitulah kira-kira. Tantangan selanjutnya akan lebih berat dalam menghadapi lawan lawan seperti philipina dan korea selatan,kita belum dapat apa-apa nak !! Selamat Berjuang.......................................................................................................................




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline