Lihat ke Halaman Asli

Antara 212 dan 312

Diperbarui: 1 Desember 2016   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Desember sebetulnya menjadi hari yang mendebarkan untuk banyak kalangan di Indonesia. Bukan soal pekerjaan yang menumpuk di akhir tahun, ini menyoal desember menjadi bulan yang seru untuk dijalani karena paling tidak ada 2 angka yang disoroti 212 atau 312. Dua angka ini melambangkan dua perhelatan akbar dari dua aspek dan dua kepentingan.

212, bisa dibilang sebagai akronim 2 Desember, menjadi perlambang aksi Bela Islam III yang siap digelar esok hari. Aksi ini merupakan aksi lanjutan dari aksi Bela Islam II yang diadakan 4 November 2016 lalu, seakan aksi tersebut berulang seperti tabel periodik unsur di Kimia. Biar begitu, Aksi Bela Islam III ini mengusung tema yang berbeda: menuntut penahanan ahok dan menggugah persatuan dan kesatuan Indonesia.

Berbeda dengan 212, 312, bisa dibilang sebagai akronim 3 Desember, menjadi lambang dari pertandingan Semifinal AFF 2016 antara Timnas Indonesia melawan Vietnam di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.

Pertandingan ini menggugah semua khalayak sepakbola Indonesia untuk menyaksikan karena inilah momentum terbaik persepakbolaan Indonesia setelah vakum dari sepakbola internasional untuk hampir 1 tahun. Tentunya, hal ini sulit dilogikakan dengan logika matematika.

Kebingungan perlahan memuncak di benar beberapa orang Indonesia. Mereka bingung bukan kepalang, layaknya bingung memilih wedding organizer yang baik. Perasaan mereka tidak rileks, serileks ketika dipijat di usaha spa rumahan.

Sekilas, keduanya tampak sama, namun berbeda arti dan tujuan. 212 menonjolkan tujuan penegakan keadilan terhadap kasus ahok dan semangat persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana 312 menonjolkan semangat nasionalisme terhadap timnas Indonesia. 212 dan 312 punya visi dan tujuan masing-masing, seperti rumus keliling lingkaran yang tujuannya untuk menghitung keliling lingkaran.

Untuk itu, akal sehat juga harus dan wajib turut bermain untuk menentukan keduanya. Semua warga berhak mengikuti dua duanya atau tidak mengikuti keduanya. Lebih baik bekerja dan asupan karbohidrat di tubuh tetap terjaga alias perut kenyang. Anda perlu tahu bahwa baik 212 maupun 312 merupakan momentum untuk Bangsa Indonesia, namun pikirkanlah peristiwa mana yang akan lebih banyak memberikan kebaikan, seperti baiknya protein dalam tubuh kita.

212 bisa dibilang masalah dalam negeri, namun 312 bisa dibilang urusan dalam negeri dan internasional. Paling tidak, 312 punya dampak besar bagi semua kalangan karena lewat sepakbola, semua orang Indonesia datang untuk mendukung tanpa pikirkan agama, ras, pilihan politik, ataupun pandangan soal kasus ahok.

312 bisa dibilang bisa menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia masih peduli pada perkembangan bangsanya karena menang AFF 2016 bisa menjadi pembuktian valid bahwa Timnas Indonesia belum habis. Timnas Indonesia bisa tunjukkan pada Filipina yang selama ini mengangkangi kita di ranking FIFA bahwa kualitas timnas Indonesia jauh di atas mereka. Hal ini tentunya bisa memberikan kebanggaan, sebangga menyelesaikan soal persamaan kuadrat.

Keduanya merupakan peristiwa besar bangsa yang bisa dicatat sejarah, namun pikirkan peristiwa mana yang akan lebih membuat bangga diri kita ketika mengatakan ‘Saya Indonesia’. Bayangkan mana yang lebih membanggakan ‘Kami bangsa Indonesia telah memenjarakan Ahok’ atau ‘Kami Bangsa Indonesia, juara AFF 2016’. Anda tentukan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline