Lihat ke Halaman Asli

Tumpah Air di Teko

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kursi itu menunggu titahmu jalinan cinta rotan tua

Pohon jambu samping kamarku berguguran.

Kelelawar malam. Kertap hujan tak kedengaran.

Bunga kemuning..?? tak beraroma tiga puluh hari yang lalu.

Rinduku dibalut ragu dalam

Melodi di benakku; Mimpi tersungkur kaku.

Kemudi mu menuju Nusa itu.

Kapalku...?? tak henti menari di gelombang rindu.

Hampir setengah jam ketika

Kugoreskan tinta masa.

Tak ada cerita telepon genggam bicara.

Kulempar; waktu membungkamnya.

Sulutan kretek, batang terakhir dari bungkusnya.

Korek api..?? tak berwarna warna cahaya diseberang jalan raya.


Mataku masih terjaga.

Mimpiku semalam bersama tidurmu

Elegi sepi menanti pagi berkidung sunyi.

Terjaga; tumpah air teko tua

Bulanku,92012

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline