Lihat ke Halaman Asli

Sun Flower

Woman Trader

Pengalaman Awal Trading dan Memilih Broker

Diperbarui: 20 April 2019   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Mungkin banyak yang bertanya, kenapa sih isi blog ini kebanyakan tentang forex dan selalu di link ke gainscope. Itu karena penulis lagi getol-getolnya belajar forex, pemirsa! Hehehe..

Jadi, penulis udah mulai tertarik sama broker sejak sekitar 5-6 tahunan yang lalu, nih. Gara-garanya, penulis lihat kakak sendiri yang waktu udah mulai kelihatan hasil tradingnya gimana. Dari yang mulai kerja kantoran biasa, menikah, tinggal di rumah kontrakan dan punya satu anak dengan kondisi keuangan yang kembang kempis, perlahan dia mulai bangkit. 

Mulai nyicil rumah, nyicil mobil, nambah anak (yang juga berarti nambah biaya hidup), trus sekarang punya usaha kuliner yang dijalanin istrinya dan mulai merambah jadi juragan ojek online dengan system sewa motor. Iya, dia bisa beli beberapa motor dan disewakan ke orang-orang yang butuh buat usaha ojek online yang sekarang lagi hits banget.

Karena keberhasilannya yang terlihat real dalam beberapa tahun terakhir ini, akhirnya penulis juga ikutan tertarik nih belajar forex. Mulai dari sering belajar tentang forex dari ikut seminar di hotel mewah sampe ikutan seminar online (webinar), trus sering ikut demo dari broker lokal maupun internasional demi mengasah skill trading dan menguji teknik sebelum dipake di trading real nantinya, coba pake indikator macem-macem dari yang gratisan sampe berbayar. 

Coba ikut zulu (yang sistemnya ngefollow system dan teknik tradingnya orang lain), sampe ganti-ganti broker dari yang lokal, yang murah, yang mahal, yang scam, sampe akhirnya sejak 4 tahun lalu berlabuh di Gainscope, dan belum mau ngelirik broker lain.

Awalnya sempet lah ngerecokin  Kakak yang  waktu  itu lagi semangat belajar forex dengan tujuan biar bisa dapet penghasilan sampingan selain dari kerjaan tetapnya. Wajar lah ya sebagai adik, kalau agak cerewet, karena Kakak menggeluti bisnis yang kurang umum, ga biasa, dan ada di dunia maya yang notabene sering dikaitin sama berita penipuan.

Apalagi waktu awal-awal, Kakak yang kondisi keuangannya kembang kempis, ditipu sama salah satu broker lokal yang bikin Kakak rugi sampe belasan juta. Untungnya, masih rugi belasan juta. Tapi tetap aja, dengan kondisinya waktu itu ya sebagai adik prihatin banget, dong. 

Udah sampe capek nyuruh Kakak berhenti trading, dan nyuruh usaha lain kayak orang pada umumnya. Tapi Kakak masih semangat walaupun sempet down beberapa hari.

Dia belajar dari nol lagi, nge "review" histori tradingnya, cari-cari broker lagi, pinjem uang sana sini dulu, pontang panting, "puasa" demi bisa nabung dan punya modal buat trading lagi.

Akhirnya pelan-pelan, mulai kelihatan hasilnya. Semua hutangnya untuk cari modal trading mulai lunas. Rumahnya mulai dibelikan perabotan baru, dan ga nunggu lama, dia mulai ngajuin cicilan KPR ke bank.

Selang 6 bulan, dia boyongan pindah ke rumah barunya. Ga terlalu besar, tapi milik sendiri, alhamdulillah. Waktu itu, saya udah mulai tutup mulut dan ga lagi ngerecokin soal usaha Kakak. Toh, sudah ada hasilnya. Saya Cuma wanti-wanti saja agar dia berhati-hati dengan usahanya. Yang awalnya Cuma mewanti-wanti, saya malah ditawari belajar forex sepertinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline