Beberapa waktu lalu, di kantor kami diadakan training tentang bagaimana menjadi penerjemah yang baik. Bukan berisi hal-hal teknis tentang bagaimana cara menerjemahkan, tetapi training ini lebih bertujuan agar kami, para penerjemah di kantor, dapat menjadi penerjemah yang lebih baik.
Nah, tanpa berpanjang-panjang lagi, mari kita simak beberapa tip dan aturan untuk menjadi penerjemah yang baik berdasarkan materi yang saya dapatkan.
1. Bahasa Ibu adalah Kunci
Seorang penerjemah yang baik adalah seseorang yang memiliki pengetahuan komprehensif, baik untuk bahasa sumber maupun bahasa target.
Jangan pikir kita akan menjadi penerjemah yang oke jika hanya mengandalkan jago berbahasa Inggris tetapi kurang menguasai bahasa Indonesia.
Kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan benar justru sangat diperlukan agar teks yang diterjemahkan menjadi tepat, enak dibaca, luwes, tidak kaku, dan sesuai konteks lokal Indonesia.
2. Menerjemahkan adalah Menulis
Menulis, nyatanya, adalah pekerjaan utama dari penerjemahan. Kita tidak akan mampu menghasilkan terjemahan yang baik, jika kita tidak mampu menulis dengan baik.
Sebab, tanpa keterampilan menulis, hasil terjemahan kita dijamin akan kurang enak dibaca, kaku, dan tidak memiliki "jiwa" ketika dibaca.
Kemampuan menulis yang baik akan menolong penerjemah untuk merangkai kata, kalimat, dan pada akhirnya terjemahan yang baik dan enak dibaca/didengar.
3. Keterampilan Menggunakan Kamus
Penerjemah harus tahu bagaimana mencari arti yang diinginkan dalam konteks tertentu dengan menggunakan kamus monolingual (kamus satu bahasa), sebab kata-kata memiliki arti yang yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
Milikilah kamus-kamus monolingual yang baik, yang akan membantu dalam menemukan arti dan definisi kata yang tepat.
Jangan lupa, kemampuan untuk menggunakan kamus sendiri sesungguhnya merupakan keterampilan tersendiri yang harus dimiliki setiap penerjemah.