Lihat ke Halaman Asli

Oktav Unik Ardiana

Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Ramadan Masa Anak-anak, Memang Jadi Cerita yang Selalu Dikenang

Diperbarui: 2 April 2023   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: pixabay.com

Seringkali menjumpai quotes di media maya yang menyatakan bahwa menjadi anak-anak jauh lebih mudah dibandingkan menjadi orang dewasa. Dahulu ketika kita masih kecil, acapkali berpikir bahwa menjadi orang dewasa sepertinya justru sangat menyenangkan. Banyak hal dapat dilakukan oleh orang dewasa. Banyak tempat dapat dikunjungi dengan bebasnya. Banyak uang, banyak teman, banyak pengalaman, dan dapat melakukan segala hal yang diinginkan.

Begitu telah beranjak dewasa, muncul pemikiran sebaliknya. Lebih nyaman menjadi anak kecil. Bebas dari tuntutan, bebas berekspresi, bermain, bersenang-senang dengan teman sepermainan, dan tidak perlu memikirkan kebutuhan keseharian. Lantas, mana yang lebih benar?

Tentunya pada kondisi ini tak ada pendapat benar dan salah. Menganggap bahwa anak kecil jauh lebih bahagia ketimbang orang dewasa tentu tidak selamanya benar. Namun tidak pula sepenuhnya keliru. Menjadi anak-anak dengan dunia ajaibnya kita saat itu memang merupakan bagian dari perjalanan hidup luar biasa yang bahkan sampai saat ini masih senantiasa dikenang.

Mulai dari pengalaman indah dan menyenangkan sampai kejadian-kejadian kurang membahagiakan yang tidak kita harapkan. Semua itu merupakan kepingan-kepingan memori menuju pendewasaan. Semua itu ialah masa-masa yang akan menjadi pengingat bahwa kita pernah menjadi anak muda dan belia.

Apa yang berkesan di bulan Ramadan saat masih kecil?

Ramadan selalu punya cerita di setiap tahunnya seiring bertambahnya angka usia dan berkurangnya jatah usia. Mulai dari Ramadan masa kecil dengan segala drama menghiburnya menuju remaja dengan kisah masa pubertas dan pencarian jati diri hingga pada masa pendewasaan di mana tanggung jawab akan diri tidak lagi dibebankan pada kedua orang tua dan keluarga.

Kenangan Ramadan di masa kecil pun masih teringat jelas dengan segala bumbu-bumbu kehebohan dan ciri khas dunia kanak-kanak. Jika diingat-ingat kembali, rasanya ingin mengulang hal yang pernah kita lakukan di masa itu. Bahkan ketika kita menjumpai kejadian menyenangkan serupa yang dilakukan anak-anak saat bulan Ramadan saat ini, dalam hati menyetujui bahwa diri ini pernah berada di masa seasyik itu. Lalu, apa saja kegiatan berkesan yang pernah dirasakan?

1. Meramaikan kegiatan megengan dan unggah-unggahan menyambut bulan Ramadan

Sebelum memasuki bulan Ramadan, masyarakat di desa tempat saya tinggal akan melakukan tradisi megengan dan unggah-unggahan. Megengan sendiri merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dengan cara menyiapkan nasi bungkus atau tumpeng untuk dimakan bersama di surau terdekat. 

Biasanya kegiatan ini dilakukan selepas waktu Maghrib sebelum tarawih pertama menjelang bulan Ramadan. Tiap rumah membawa nasi bungkus sesuai jumlah anggota keluarga di dalamnya untuk dibawa ke surau. Namun, diperbolehkan jika ingin membawa lebih. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline