Lihat ke Halaman Asli

Oktav Unik Ardiana

Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Energi di Tengah Pandemi

Diperbarui: 27 April 2020   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Casuarina glauca. Gymnospermae dengan ciri khasnya. Strobilus. Hijau menyelaraskan dengan kondisi-nya. Pun ia akan menua. Jatuh dan menyebar. Tumbuh lagi menjadi kawanan cemara yang baru. 

Bolehkah ia memilih untuk tetap bertahan di dahan? Dengan segala potensi yang ia miliki. Tak goyah. Namun, bukankah ia akan jauh lebih bermanfaat saat saat energi potensial-nya berubah menjadi energi kinetik. Berpindah. Untuk kebermanfaatan. Bergerak untuk membaur namun tak melebur. 

WFH saat Ramadhan? Tetap Menjadi Pembelajar dan Pendidik Ber-Energi Positif.

Ketika Allah menguji hambanya dengan berbagai problematika kehidupan, harusnya menjadikan kita semakin kuat dan  terlatih dengan segala persoalan. 

Manusia ditempa untuk membuktikan kesungguhannya dalam hal kecintaan pada Sang Pencipta. Akankah goyah? Akankah mengeluh? Atau justru semakin sadar bahwa Allah tengah menunjukkan kekuasaan-Nya. Sudahkah kita dapat mengambil hikmah dari semua yang telah dan tengah terjadi? Atau justru belum sepenuhnya sadar dengan takdir-Nya?

Permasalahan Pandemi COVID-19  bukan hanya sekadar perbincangan global saat ini. Tak hanya memberi pengaruh pada satu lini kehidupan. Hampir semua scene aktivitas manusia saat ini terdampak oleh viralnya makhluk semi-hidup bernama virus Corona. Masyarakat semakin berhati-hati dalam bertindak. 

Tak terkecuali aktivitas di dunia pendidikan yang mengalami revolusi dalam sekejap. Ujian Nasional dibatalkan. Peserta didik dikembalikan pada orang tua untuk waktu yang belum pasti. School from Home istilahnya. 

Begitu juga pendidik seperti saya yang harus melakukan aktivitas Work from Home dalam waktu entah sampai kapan. Rencana pembelajaran yang disusun pada awal semester lalu harus dirombak ulang. 

Terlebih melihat kondisi peserta didik saat di rumah yang kita tidak tahu persis keadaannya. Terkadang suudzon pada mereka yang tetiba hadir pada kelas online kemudian menghilang tanpa komentar. Akan tetapi, keadaan meminta kami untuk berbaik sangka bahwa mereka menyimak selama pembelajaran.

Tak ingin menyimpan prasangka pada peserta didik yang tengah melakukan aktivitas di rumah. Begitulah motivasi saya sebelum masuk kelas online. Terlebih lagi sedang berada di bulan puasa. 

Kebanyakan dari peserta didik melanjutkan aktivitas tidur pagi sehingga mereka sering terlambat dalam mengikuti pembelajaran online. Terbukti saat ditanya "Kenapa terlambat masuk kelas online?". " Baru bangun Bu. Habis beribadah".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline