Lihat ke Halaman Asli

Oktavia Ramadhani

Mahasiswa UNU Purwokerto

Media Sosial sebagai Alat Komunikasi dan Edukasi Politik: Pengamatan pada Akun Instagram @Pinterpolitik

Diperbarui: 13 April 2024   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang politik. Media sosial, sebagai salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK), telah menjelma menjadi platform komunikasi dan edukasi politik yang efektif dan efisien. Media sosial memiliki beberapa keunggulan dibandingkan media tradisional dalam hal komunikasi dan edukasi politik. 

Pertama, media sosial bersifat interaktif dan partisipatif, sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara politisi dan masyarakat. Kedua, media sosial mudah diakses oleh semua kalangan masyarakat, sehingga dapat menjangkau khalayak yang lebih luas. Ketiga, media sosial memungkinkan penyebaran informasi dan edukasi politik secara cepat dan murah. Memasuki era digital, media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari bagi setiap individu di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, media sosial telah menjadi platform yang memungkinkan tiap individu untuk berbagi ide, informasi, dan pengetahuan secara global. Selain itu, media sosial juga memiliki peran penting dalam meningkatkan partisipasi politik. Media sosial memungkinkan masyarakat untuk turut berdiskusi, berbagi informasi, dan menyuarakan pendapat mereka tentang isu-isu politik. Dengan menggunakan media sosial, masyarakat dapat terlibat dalam diskusi politik, mengorganisir gerakan sosial, dan mempengaruhi kebijakan publik. Dalam hal ini, generasi muda memiliki potensi besar terhadap partisipasi politik. 

Media sosial bagi generasi muda saat ini menjadi tren yang tidak dapat dihindari lagi keberadaannya. Selain menggunakan media sosial untuk hiburan, generasi muda juga menggunakan media sosial untuk tujuan sosial dan kebutuhan politik. Generasi muda lebih mempunyai akses besar dalam media sosial, sehingga diharapkan untuk peka terhadap informasi dan isu-isu politik yang ada. Oleh sebab itu, partisipasi politik generasi muda menjadi hal penting sampai saat ini. Karena mereka telah dianggap sebagai penggerak perubahan masyarakat dan menjadi penentu arah masa depan suatu negara. 

Meskipun media sosial memiliki dampak positif dalam meningkatkan partisipasi politik, namin ada juga tantangan dan dampak negatifnya. Misalnya, penyebaran informasi palsu/hoax, polarisasi opini, dan manipulasi dapat merusak citra sang politisi dan mempengaruhi opini publik dengan informasi yang tidak valid. Selain itu, konten informasi yang disajikan di media sosial juga seringkali tidak terverifikasi atau cenderung bersifat emosional dan provokatif. Hal ini dapat menimbulkan pemahaman yang salah dan mempengaruhi pemahaman dan pandangan masyarakat sehingga mengurangi bentuk partisipasi politik masyarakat. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan literasi digital yang baik dan pemahaman etika dalam berinteraksi di media sosial. Pengguna media sosial juga harus bijak dalam memilih informasi karena informasi yang tidak akurat dapat mempengaruhi pemahaman mereka. Literasi digital dapat membantu pengguna untuk mengidentifikasi misinformasi dan untuk menggunakan media sosial secara bertanggung jawab.

Salah satu contoh akun Instagram yang aktif dalam edukasi politik adalah @pinterpolitik. Akun ini menggunakan berbagai pendekatan komunikasi dan edukasi politik, seperti pendekatan informatif, edukatif, dan partisipatif. Pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang politik. Keberhasilan @pinterpolitik dikaitkan dengan konten yang menarik, format konten yang beragam, dan interaksi dengan pengguna.S ecara keseluruhan, media sosial mempunyai peran yang signifikan dalam peningkatan partisipasi politik, namun juga menimbulkan tantangan dan dampak negatif yang perlu diatasi. Penting bagi pengguna media sosial untuk memiliki literasi digital yang baik dan etika dalam berinteraksi di platform ini untuk memastikan bahwa media sosial digunakan secara bertanggung jawab dan etis dalam konteks politik.

Disusun oleh : Oktavia Ramadhani, Sri Kencana Wulan, Yeni Fitria.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline