Lihat ke Halaman Asli

Sosok Ridho Ficardo, Calon Gubernur Lampung yang Merakyat...

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1391789467266243572

Calon Gubernur Provinsi Lampung Muhammad Ridho Ficardo terlihat memiliki kelebihan tersendiri di mata masyarakat dibandingkan dengan calon-calon lain. Meski tergolong muda, ridho menunjukan kepawaiannya sebagai salah satu kontestan politik untuk merenggut hati warga. Berbeda dengan yang lain, cagub muda ini lebih menggunakan metode turun langsung ditengah masyarakat untuk mendengarkan keluh kesah, aspirasi dan harapan warga.

Pendekatan ini ia gunakan sebagai dasar analisa dan landasan membuat program-program kerja ketika menjabat sebagai Gubernur Lampung nantinya. Tentu ini lebih mengena di hati masyarakat, dibanding harus menggunakan lembaga survei atau data-data statistik untuk menyusun sebuah program kerja. Dengan turun langsung, mendengar keluhan dan harapan warga, tentu saja program yang dibuat ridho nantinya lebih terukur, tepat dan efektif. Upaya memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat pun bisa dilihat nanti hasilnya.

Karakter kepemimpinan ridho ficardo yang memilih turun langsung di tengah masyarakat ini, telah ia tunjukan sejak dirinya menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung, yang dilantik tahun 2010 lalu. Meski tergolong muda, ridho mampu memberikan keteladanan kepada kadernya untuk berada dekat dengan masyarakat dalam upaya memberikan pembaharuan dan melayani apa yang menjadi kebutuhan rakyat. Contohnya, 14 anggota legislatif (DPRD) dari Partai Demokrat, pemenang pemilu legislatif 2009 lalu. Mereka selalu disorong dan terkadang didampingi ridho turun ke kampung-kampung, pelosok desa, untuk melihat situasi langsung lingkungan masyarakat dan mendengar keluh kesah mereka. Dengan harapan tiap policy (kebijakan) dan program kerja pemerintah yang dibuat dapat terealisasi tepat sasaran dan permasalahan.

‘Rakyat jangan dijadikan obyek, tetapi harus menjadi subyek,’ kalimat ini kerap disampaikan ridho saat menggelar konsolidasi kader partai di tiap-tiap daerah di Lampung. Memandang masyarakat dan konstituen sebagai subyek berarti tidak hanya sekedar pola pendekatan kepada mereka, lebih lagi merubah paradigma Partai Demokrat. Ridho menginginkan kader partainya tidak seperti kader lain. Datang dan mendekati masyarakat saat tahun pemilu saja, setelahnya hilang entah kemana. Kebiasaaan buruk ini sudah sepantasnya ditinggalkan oleh para politisi. Menurut ridho rakyat memiliki derajat yang tinggi, keputusan masyarakat tergantung bagaimana penilaian mereka terhadap seorang konstituen atau partai politik. “biarkan masyarakat yang menentukan pilihannya, kerja keras kita dalam memperjuangan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat biarkan masyarakat sendiri yang menilai,” kata ridho. (octavian)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline