Lihat ke Halaman Asli

Oktaviani Rizki Handayani

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi Jurnalistik.

Secercah Harapan dalam Tumpukan Sampah

Diperbarui: 8 Desember 2024   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi 

"Karena sampah kita adalah tanggung jawab kita."

Kata-kata tersebut bukan sekadar sebuah kalimat angin lalu yang terucap tanpa arti. Ia adalah semboyan yang terus bergema di antara tumpukan sampah. Menjadi sebuah mantra yang menggerakkan hati seorang pria paruh baya untuk tidak hanya memperhatikan kebersihan, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Dan diantara kesibukan dunia yang kerap terlupakan akan urusan ini, ada sosok yang setia mengabdikan dirinya. Sosok yang memilih untuk mengalihkan langkah kariernya yang semulanya berada di dalam gedung-gedung pencakar langit ibu kota demi sebuah perubahan nyata di komunitas yang mungkin banyak luput dari perhatian orang.

Sosok tersebut adalah Anjar Deliawan, lelaki paruh baya yang sejak 2010 memilih untuk mengakhiri kariernya demi sebuah panggilan hati beralaskan niat yang mulia. Sebelum terjun ke dunia pengelolaan sampah, Anjar bekerja di bidang perpajakan sebuah profesi yang menawarkan kestabilan dan kenyamanan hidup. Namun, ia merasa ada sesuatu yang lebih besar yang perlu ia kerjakan, sesuatu yang lebih bermakna. Pada tahun 2009 akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan yang telah membesarkan namanya demi fokus mengelola TPS 3R di Pamulang, Tangerang Selatan. Sebuah keputusan yang tidak hanya mengubah arah hidupnya, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat sekitar. "Saya dulu bekerja di tempat perpajakan, tapi akhirnya saya memilih untuk resign agar bisa lebih fokus mengelola TPS 3R Pamulang ini," ujarnya dengan penuh keyakinan.

Selain menfokuskan dirinya pada pengelolaan sampah, mendidik karyawannya pun tidak luput dari tanggung jawab yang senantiasa ia emban hingga hari ini. Melalui cara yang penuh dengan keteladanan, Anjar mengajarkan kepada setiap karyawannya bahwa dibalik pekerjaan yang sering dipandang sebelah mata ini tersembunyi sebuah kehormatan yang patut dijunjung tinggi. Baginya, mengelola sampah bukan sekadar urusan kebersihan, melainkan panggilan untuk menjaga martabat dan rasa tanggung jawab. "Senyum walaupun kita pekerja sampah," tegasnya. Sebuah filosofi hidup yang sederhana, tetapi sarat akan makna.

Meskipun sering kali perjuangan Anjar dan timnya dalam mengelola sampah kerap kali tak tampak oleh mata banyak orang, tetapi semangatny tak pernah pudar. Dalam senyumnya yang penuh harap, dalam setiap kata yang penuh kebijaksanaan, Anjar mengingatkan kita bahwa sesungguhnya kebersihan dimulai dari diri kita sendiri. Dan walau jalan ini penuh tantangan, ia percaya bahwa perubahan itu dimulai dari satu keputusan kecil---untuk memilah, merawat, dan menghargai bumi yang kita pijak. Dalam setiap tumpukan sampah, ada harapan yang lebih besar: dunia yang lebih bersih, dan tentu saja, manusia yang lebih bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline