Lihat ke Halaman Asli

AC Oktavia

Belajar peduli

Sepertinya Hanum Rais Tidak Sendiri

Diperbarui: 15 Oktober 2019   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto banyak meramaikan dunia maya (dan nyata) hari-hari ini. Hanum Rais, anggota DPRD Yogya, kini sudah dipolisikan karena cuitannya di twitter yang dianggap memberikan tuduhan tak berdasar mengenai peristiwa ini. Tak hanya beliau, kini banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk TNI dan akademisi, ikut dipolisikan karena meramaikan media sosial dengan opini mereka masing-masing.

Namun sepertinya Hanum Rais tidak sendiri, banyak orang (paling tidak rekan-rekan saya) di berbagai tingkat masyarakat memang memiliki banyak pertanyaan dan keraguan mengenai peristiwa ini. Tentu saja masing-masing memiliki alasannya sendiri untuk bersikap sinis terhadap peristiwa ini. Namun seluruhnya tidak lagi memberikan simpati terhadap bapak Wiranto yang sedang terluka kini.

Sesungguhnya, alih-alih menghadapi masalah satu tokoh yang dianggap menebar hoax, sepertinya ada satu masalah lebih besar yang perlu diperhatikan pihak pemerintah: rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap berbagai tokoh politik dan pemerintahan.

Tentu saja banyak hal yang akhirnya membuat masyarakat tidak lagi mudah percaya dan menaruh simpati. Pertama, terlalu banyak drama yang dilakonkan di dunia politik akhir-akhir ini. Pilpres dan pileg beberapa waktu silam, dengan berbagai macam strategi bersih dan kotor yang digunakan semua pihak, telah meninggalkan luka di hati dan pikiran masyarakat. Benih-benih ketidakpercayaan dan keraguan sudah ditebarkan sepanjang masa kampanye kemarin.

Kedua, tidak adanya sumber berita, media informasi yang benar-benar dapat dipercaya. Keterberpihakan media kadang terlalu gamblang dan terang-terangan. Di sisi lain media sosial menjadi sumber-sumber informasi tanpa kredibilitas dan penuh hoax, framing, sekawanannya. Terlalu banyak kebohongan menjadi sumber makanan masyarakat sehari-hari hingga kita terbentuk menjadi masyarakat yang skeptis, tidak lagi mudah percaya.

Ketiga, kegagalan tokoh politik dan pemerintahan memenuhi harapan rakyat. Melihat berita hari demi hari sama halnya dengan merelakan hati dikecewakan lagi dan lagi oleh orang-orang yang memiliki kuasa. Kredibilitas tokoh-tokoh tersebut sudah sangat kritis di mata masyarakat, tak heran apabila simpati pun sulit diberikan kepada kejadian-kejadian buruk yang menimpa para politisi.

Tentu saja tuduhan tanpa dasar adalah hal yang jahat dan perlu ditindak segera, namun spekulasi dan prediksi 'yang tidak-tidak' akan terus ada selama masalah-masalah di atas belum diatasi. Saya rasa masyarakat kini sekedar menjadi lebih kritis dalam menerima informasi apapun karena hidup di masa-masa penuh hoax.

Sampai pada masa dimana baik media maupun tokoh politik dan pemerintahan yang dapat dipercaya muncul dan hadir di masyarakat, 'Hanum Rais' tidak akan sendirian. Akan selalu ada orang-orang yang menebar benih keraguan, membagikan spekulasi tanpa dasarnya, dan memunculkan tanda tanya terhadap peristiwa.

Oktober 2019,

Oktavia AC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline