Kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat di tahun-tahun belakangan tentu saja memberikan pengaruh bagi generasi muda jaman sekarang. Pemuda masa kini tumbuh di antara informasi, ide dan nilai yang berlalu-lalang tanpa batasan.
Derasnya arus informasi 'memaksa' pemuda jaman sekarang untuk memiliki pemikiran open minded'. Sayangnya hal ini membuat generasi yang tumbuh tanpa pedoman ini akhirnya tertatih-tatih mengelompokkan informasi yang ada tanpa filter yang bekerja.
Tak jarang kita temui generasi sekarang cenderung acuh tak acuh dan berpandangan "semauku, semauku, asal kita tak saling ganggu". Tidak ada lagi ide/pandangan yang akan ditolak mentah-mentah selama tidak menggangu kehidupan mereka secara langsung.
Pedoman-pedoman yang dimiliki generasi-generasi sebelumnya tidak lagi diikuti oleh generasi muda saat ini. Paling tidak ada tiga kelompok pedoman yang saya rasa tidak lagi digunakan oleh generasi sekarang. Pedoman tersebut adalah nilai budaya, agama, dan tokoh panutan.
Jika melihat kondisi teman-teman sebaya saya, saya rasa sebagian besar etnis di Indonesia menghadapi permasalahan yang sama terhadap generasi penerusnya. Sebagian besar dari generasi muda ini tidak lagi mengikuti nilai-nilai yang diamalkan oleh suku dan leluhur mereka.
Jangankan mengamalkannya, tidak banyak generasi muda saat ini yang mengetahui secara utuh nilai-nilai yang dianut oleh suku mereka. Jangankan mengetahuinya secara utuh, saya rasa banyak lagu, tarian, upacara, pepatah, dan berbagai bentuk praktek adat lainnya perlahan hilang dan terabaikan.
Adat dan budaya tidak lagi dipandang sebagai gaya hidup oleh generasi muda saat ini. Generasi muda kita justru banyak terpesona dengan budaya-budaya lain, katakan saja budaya barat, maupun budaya korea.
Nilai-nilai yang ratusan tahun dibentuk dan tumbuh di masyarakat Indonesia sepertinya ditinggalkan begitu saja oleh generasi muda Indonesia karena dipandang kolot, kaku, tidak keren, dan tidak relevan lagi.
Banyaknya konflik antar aliran agama, dan terlalu seringnya penggunaan agama dalam permainan politik akhir-akhir ini sepertinya justru beberapa kelompok pemuda sekarang ini merasa antipati terhadap ajaran agama.
Tentu saja masih banyak generasi muda kita yang bertekun dalam pengajaran agamanya masing-masing. Namun bisik-bisik menjadi atheis atau sinis dengan berbagai agama juga banyak terdengar.
Sayangnya orang-orang tua yang lebih banyak pengalamannya justru hanya menolak mentah-mentah pandangan ini dan bukannya memberikan pengertian logis yang menuntaskan keraguan generasi muda sekarang.