Antrian atau bottleneck dalam proses produksi adalah titik di mana aliran barang yang berkelanjutan terganggu, menyebabkan downtime atau penurunan produksi yang signifikan. Istilah "bottleneck" mengacu pada bagian tersempit dari botol, di mana volume cairan yang melewati wadah berkurang dan alirannya lambat.
Karakteristik Bottleneck:
- Terjadi di titik lemah: Bottleneck terjadi di titik di mana aliran proses produksi terganggu, menyebabkan penumpukan dan penurunan produktivitas.
- Terbatas oleh kemampuan: Bottleneck terbatas oleh kemampuan komponen yang tidak dapat berfungsi secara optimal, seperti mesin yang tidak efisien atau keterbatan sumber daya.
- Menghambat aliran proses: Bottleneck menghambat aliran proses produksi, menyebabkan penundaan pengiriman produk dan meningkatkan biaya produksi.
Mengidentifikasi bottleneck dala proses produksi adalah langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Berikut adalah beberapa cara untuk mengidentifikasi bottleneck di produksi:
1. Lean Manufacturing
Lean Manufacturing menggunakan konsep "seven waste" untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi dalam proses produksi. Pemborosan ini meliputi Kecacatan produk (defect), Overproduction, Overprocessing, Waiting, Transportation, Inventory, Motion. Lean Manufacturing menggunakan Value Stream Mapping untuk menggambarkan aliran bahan baku dan aliran informasi saat ini yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian, perusahaan dapat mengidentifikasi titik-titik yang membutuhkan perbaikan dan mengurangi pemborosan. Lean Manufacturing menggunakan metode 5S untuk meningkatkan lingkungan kerja, proses, dan produk dengan melibatkan pekerja dalam upaya menghilangkan atau meminimasi pemborosan. Lean Manufacturing menggunakan PCE untuk menghitung efisiensi proses produksi. Dengan demikian, perusahaan dapat mengidentifikasi titik-titik yang membutuhkan perbaikan untuk mengurangi waktu siklus produksi. Dengan menggunakan Lean Manufacturing, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengurangi bottleneck dan waste pada proses produksi, sehingga meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produk
2. Production Planning And Inventory Control
PPIC sangat berguna untuk menentukan penjadwalan yang bertujuan untuk meminimasi adanya bottleneck. Dalam menghitung PPIC dapat menggunakan perbandingan lot sizing seperti berikut:
1. LFL (Lead Time Fill Rate)
LFL adalah tingkat penuhian waktu tunggu yang diperlukan untuk mengisi pesanan. LFL digunakan untuk mengukur efisiensi dalam mengisi pesanan dan menjamin ketersediaan produk.Contoh: Jika sebuah perusahaan memiliki LFL sebesar 90%, maka 90% dari pesanan dapat diisi dalam waktu tunggu yang diperlukan.
2. EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ adalah jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk dipesan dalam suatu periode. EOQ digunakan untuk mengoptimalkan biaya pengadaan dan biaya penyimpanan.Contoh: Jika sebuah perusahaan memiliki biaya pengadaan sebesar 10% dan biaya penyimpanan sebesar 5%, maka EOQ untuk produk A adalah 100 unit, karena biaya pengadaan dan biaya penyimpanan akan terkecil jika pesanan sebesar 100 unit dipesan.