Ruangan pengap berbau khas jamur itu telah lama jadi tempat persembunyian seekor tikus kecil yang semakin bertambah gemuk setelah puluhan kali berhasil mencuri keju dari nenek tua yang tinggal beberapa blok dari rumah Elis.
Elis adalah gadis kecil yang dikurung Ayah kandungnya sendiri dalam ruangan minim cahaya dan tanpa kehidupan sosial yang sebelumnya Elis rasakan bersama mendiang mama nya.
Gadis malang itu ditinggal mati mama nya yang tewas gantung diri setelah tidak tahan lagi dengan kekerasan yang dilakukan suaminya.
Beban traumatis atas penyiksaan oleh Ayahnya membentuk Elis tumbuh bak mayat hidup berumur 11 tahun yang tidak dapat merasakan emosinya sendiri.
Mentalnya tergerus. Elis sering melamun. Tikus gemuk itu berlari melewati kaki Elis sambil membawa sepotong keju. Elis menangkap tikus dengan sergap.
Dia mengenali tikus itu. Seekor tikus yang sering mengintip Elis dari atas plafon yang berlubang lumayan besar. Elis marah. Bahkan seekor tikus memiliki kebebasan, sedangkan Elis tidak.
Kuku-kuku Elis yang panjang mengoyak perut si tikus. Elis tidak kasihan pada makhluk lain. Elis tidak berempati sedikitpun. Tikus itu mati. Elis mengambil potongan keju yang dibawa si tikus. Kemudian, Elis memakan keju itu sambil bergumam,
"Lain kali aku harus berani membunuh Ayah untuk bisa memakan potongan keju yang lebih banyak lagi."
20/09/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H