Lihat ke Halaman Asli

Okta Piliang

seniman/penyair/

Puisi - Putih

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tidak banyak yang aku perbuat,
angin menghamburkan kelopak- kelopak malam
di tubuhmu yang kelam, sebait kata-kata menjelma entah

"bunga atau hanya tangkai?"

aku menyentuh ruang hampa,meraba-raba di matamu ada secebis rongga menyempit sesak.

lalu bulir berlarian, hujan malam tak sempat mengabarkan riuh

ada beranda di ujung sana
teduh hangat dalam seduhan, kursi malas dan selembar koran

kemarilah, tanggalkan mantelmu
duduklah dalam topang rasa, dan bacalah, lalu beritakan

tentang: gemawan memangku rembulan, kembang bulan, atau apa saja

"barangkali kita harus berbenah?"

pulaupulau itu menawarkan, camar dan elang laut. ia berselancar, berlarian, hempas lepas. lalu kembali rindu menjemput pantai

hingga kita suka mengucapkan kata damai, putih pada ciuman di keningmu ...
jelas ada ruang di jidat malam ke siang
250514

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline