Lihat ke Halaman Asli

Okta Chandra RK

Pengisi Materi di Belajar Bareng Okta Channel

Muhasabah Pagi

Diperbarui: 10 Oktober 2022   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Okta Chandra RK 

Desir angin menghujam raga
Sejuk menusuk kalbu menenangkan jiwa
Menguapkan iba merobek sukma
Membisikkan semilir dibalut doa

Raga ini tak bisa bersuara
Bisik hati membahana di telinga
Kala sang surya menampakkan wujudnya
Mengalahkan segala kelakar jiwa

Menandai bertambahnya usia
Sudah lebih kepala tiga
Tanggung jawab kian membahana
Dewasa menjadi cermin usia

Bijaksana pertanda matang
Ikhlas wujud hati yang lapang
Kerja keras bentuk upaya melihat peluang
Muhasabah bentuk perenungan yang panjang

Perlu kah aku malu pada semut
Yang sedari tadi berbaris mengurut
Bahu membahu rapi tanpa carut
Membuat malu aku yang hanya memikirkan isi perut 

Daun melambai oleh angin yang menerpa
Pasrah tergerak bukan tanpa upaya
Namun bentuk tawadhu dari peristiwa
Yang sudah digariskan oleh sang pencipta

Perlukah aku malu pada ayam
Yang selalu terbangun saat mentari bersemayam
Melawan lemah diri dari malas yang kejam
Bangkit berdiri dengan suara lantang "selamat tinggal malam"

Setiap hari jatah usia berkurang
Setiap denting waktu merupakan lambang
Yang sudah lalu tak bisa terulang
Hanya bisa dijadikan renungan

Aku duduk disini,
menatap semut, dedaunan yang melambai
Dan menghilangnya malam yang terurai
Menjadi mentari pagi yang membingkai

Merenungi setiap denting waktu
Setiap desir angin yang menerpa wajahku
Mengingatkan diri akan usiaku
Yang tak lagi muda seperti dulu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline