Lihat ke Halaman Asli

Sudahlah, Alea

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudahlah, Alea

Tidak perlu kau tumpahkan sedu sedan dalam fajar yang basah
Aku tidak akan menghirup asin yang jatuh dalam rongga tanpa bahasa

Sudahlah, Alea
Isakmu terlalu merdu dari lagu senandung nisan
Aku tidak ingin terjaga dari bayang-bayang jala kematian

Sudahlah, Alea
Nanarmu tidak akan bisa menghapus dinding embun
Sebab belati adalah titisan dari melati di ujung pekat nan rimbun

Sudahlah, Alea
Menutup mata adalah syurga keabadian
Maka, biarkan aku menjamah lelap tanpa rasa kehilangan

Sudahlah, Alea
Sudah cukup cerita kepedihan
Kini, biarkan aku meneguk anggur kehidupan

Sebab aku telah mendengar dawai padang pasir
Bersenandung di atas lembah kesejukan
Merdu..
Mengalahkan eluh yang masih terlantun di bibirmu

Sudahlah, Alea
Jantung alam masih berdetak tanpa retak
Gerimis manis masih mengalunkan simponi puitis
Sedang sayap-sayap cinta masih berkelana menjemput biolanya
Untukmu
Bukan Untukku

Jadi..
Sudahlah, Alea

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline