Lihat ke Halaman Asli

OKOCE

Gerakan sosial penciptaan lapangan kerja.

Tukang Cukur Aplikasi Online Bisa Bangun Rumah

Diperbarui: 8 April 2021   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nurhadi bersama customer saat selesai cukur rambut, Jakarta, 2021. Dok: Pribadi

Tagar #Dirumahaja sudah bergaung di social media sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini pada 2020 silam. Aktifitas yang biasanya dilakukan di luar rumah, mendadak masyarakat dipaksa untuk banyak berkegiatan di dalam rumah. Digitalisasi menjadi tuntutan di setiap sektor. Tidak terkecuali digitalisasi di sektor jasa.

Jasa cukur rambut hanya dengan install aplikasi, pesan, kemudian tukang cukur rambut datang ke rumah sudah dijalankan D'Kapster sebelum pandemi. Salah satu yang paling merasakan manfaat akan hal ini adalah mereka para tukang cukur rambut, yakni Nurhadi.

Nurhadi adalah tukang cukur rambut D'Kapster yang sudah mencukur rambut masyarakat se Jabodetabek hanya dengan aplikasi. Namun, sebelum akhirnya menjadi tukang cukur rambut, Nurhadi punya kisah menarik hingga dirinya berada disituasinya saat ini.

Pada 2015 silam, dirinya memutuskan untuk menjadi pelaku usaha ayam goreng. Seiring berjalannya waktu, dirinya tidak kuasa melanjutkan jualannya karena omzet yang kian turun dan sepi pelanggan. Namun, dibalik sepinya pelanggan, Nurhadi bertemu dengan seseorang yang menawarkannya kontak jika dirinya mau belajar cukur rambut.

"Keadaan saat itu saya sudah menikah, nah saat saya menjual ayam goreng itu ada orang yang beli dan menawarkan nomor handphonenya untuk belajar cukur rambut, yaudah saya simpan nomornya," ungkap Nurhadi.

Dirinya kemudian mencoba menghubungi orang tersebut karena usaha ayam goreng yang kian terpuruk. Nurhadi pun menjalani pelatihan untuk menjadi tukang cukur rambut professional selama satu tahun. Setelah satu tahun, Nurhadi mengadu nasib ke Jakarta untuk membuka usaha cukur rambut. Kurangnya modal, Nurhadi memutuskan melamar kerja di beberapa tempat usaha cukur rambut dan akhirnya bekerja. Seiring berjalannya waktu, dirinya akhirnya bergabung di D'Kapster dan tidak jadi karyawan di tempatnya bekerja. Perbedaan yang sangat signifikan dari sisi penghasilan .

"Biasanya kalau di tempat cukur rambut paling banyak 15 orang, sementara di D'Kapster sudah dapat 5 orang sudah setara dengan 15 orang, belum termasuk tip dari customer, makanya Alhamdulilah,perbedaanya sangat terasa disini. Saat ini saya sudah bisa membangun rumah sendiri, Saya berjibaku dengan waktu," ungkap Nurhadi.

Awalnya pada 2020, Nurhadi dikabarkan ada lahan dekat rumahnya di dekat Tasikmalaya dengan harga yang cukup terjangkau. Saat itu pun Nurhadi langsung mengambil kesempatan dengan mengukur keadaan dan kemampuannya. Saat pengerjaan pondasi, dirinya bergegas ke Jakarta untuk mencari uang untuk membeli bahan yang kurang serta membayar jasa pembangunan.

Sementara itu, Nurhadi juga menjelaskan bahwa yang terpenting saat belajar adalah mental seseorang. Pada saat dirinya masih terus berlatih menjadi seorang tukang cukur rambut, mental harus kuat, karena sektor jasa kebanyakan menerima kritik dan saran. "Jangan baper, tetapi juga harus bisa mengedukasi customer kita," tutup Nurhadi.

D'Kapster merupakan Mitra gerakan sosial OK OCE Indonesia yang omzetnya kian melesat semenjak pandemi. Sepanjang April 2020, omzet terus berlipat hingga 500%. Sementara pengguna aktif sudah mencapai 2500 orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline