Lihat ke Halaman Asli

okmi astuti

Menulis is habit, menulislah sepanjang hayat

Kesibukanku

Diperbarui: 1 Juli 2021   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kali kedua ku injakkan kaki di bangunan baru salah satu rumah sakit swasta yang ada di  Kota Pangkalpinang. Kedatangan Kali ini untuk mendaftar prihal kontrol sakit suami. Saya sangat suka dengan sistem pelayanan dan pembagian ruangan di rumah sakit ini. Segala sesuatu tertata dengan baik sehingga tidak ditemui adanya kerumunan. Sebagai keluarga pasien, saya merasa terhibur dengan kenyamanan seperti ini. 

Berbicara tentang rumah sakit mengingatkan saya ketika berumur lima atau enam tahun. Waktu itu saya sedang bermain di salah satu rumah paman. Yang nama nya anak kecil pasti suka berlari dan bermain. Ketika bermain Petak umpet (hide and seek), saya berlari keluar halaman sekolah. Saat berlari,  tetiba seekor anjing muncul dari arah berlawanan. Saya tidak tahu kalau saya dalam bahaya, saya terus berlari . Pas berhadapan dengan anjing tersebut, kaki saya langsung digigit. Saya kaget dan diam di tempat. Saya tidak menangis. Saya tidak ingat pasti cerita berikutnya. Saya digendong oleh paman dan dibawa pulang. Abak membawa saya ke puskesmas untuk memeriksa luka saya. 

Itu adalah Kali pertama saya membuat cemas orang tua. Mengetahui musibah yang saya alami, masyarakat berbondong-bondong mencari dan mengejar anjing tersebut setelah mengetahui ciri-cirinya. Masyarakat menjadi was-was karena anjing tersebut berbahaya. Info yang saya dapatkan, memang anjing yang dimaksud adalah anjing gila. Entah apa yang dilakukan dengan anjing tersebut.

Abak fokus terhadap pengobatan ku. Aku tak ingat bagaimana pengobatan ya, Yang jelas tiap hari saya dibawa ke puskesmas. Suntik rutin dilakukan. Ada suntik di lengan, suntik di seputaran perut. Entahlah. Aku juga lupa. Semenjak kejadian tersebut, saya trauma melihat anjing.  

Lamunan Ku buyar tatkala nomor antrian ku dipanggil. Aku masuk dan menjelaskan perihal kedatangan ku,  sesuai arahan petugas bagian Pendaftaran. Ternyata saya gagal, saya tidak bisa menggunakan bpjs Karena masa berobat nya belum seminggu. Setelah berkonsultasi dengan suami, akhirnya saya daftarkan umum saja. Setelah proses selesai, saya mengantarkan bukti pendaftaran kebagian Poli. 

Saya kemudian menelpon suami dan memberitahukan bahwa pendaftaran sudah oke, tinggal datang sesuai jam yang ditentukan.  Kemudian saya melanjutkan perjalanan saya menuju tempat kerja. Hari ini adalah hari kedua pemberkasan ulang calon peserta didik baru.  Sesampainya  di sekolah, saya sudah ditunggu wali murid beserta siswa untu mengambil raport. Saya melayani mereka terlebih dahulu. 

Menjelang jam 10 saya bergabung bersama teman-teman melayani pemberkasan.  Saya bersyukur teman-teman mengerti kondisi saya. Seperti biasa, waktu Kami habiskan  berkutik dengan berkas siswa. Pelayanan berlangsung cepat bila berkas siswa lengkap, akan tetapi sebaliknya. Pelayanan terhambat ketika siswa harus melengkapi berkas-berkas yang kurang. Alhamdulillah, menjelang jam 3 semua selesai dan akan dilanjutkan besok pagi.

 Saya masih bertahan di sekolah karena banyak hal uang harus saya lakukan. Saya harus merampungkan naskah buku. Sampai hari ini naskah buku saya belum selesai. Padahal sudah ditanyakkan bunda Kanjeng. Moga bunda baca tulisan ini dan bisa memahaminya. 

Dalam kesempatan apapun, saya berusaha menjadi professional. Saya tidak boleh mengedepankan ego.  Saya harus cermat dan teliti meskipun kadang kala juga suka lalai. Semoga semua tugas kelar secepatnya sehingga bisa berpindah ke tugas lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline