Lihat ke Halaman Asli

Fery irawan budiyanto

Kulit sawo matang

Etika dan Kesunahan Saat Berpuasa

Diperbarui: 26 April 2020   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Courtesy Nu online

Ketika kita hendaknya beribadah maka di anjurkan untuk melaksanakan segala yang menjadi syarat sah nya ibadah tersebut, entah itu dari segi kewajiban, etika maupun kesunahan sehingga ibadah yang kita lakukan akan menjadi sempurna. Seperti halnya orang berpuasa, hendaknya tidak meninggalkan makan dan minum serta pembatal puasa lainya saja. Tetapi juga melaksanakan etika dan kesunahanya supaya menjadi lebih sempurna. Berikut adalah beberapa etika dan kesunahan saat berpuasa :
1. Makan sahur
Ketika seorang sedang akan melaksanakan puasa maka di anjurkan untuk makan sahur, hal ini merupakan anjuran dari nabi Muhammad saw dengan arti " makan sahurlah kalian karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah." (HR. Bukhori dan Muslim). 

Dan hikmah disunnahkanya sahur adalah dapat menguatkan orang yang sedang menjalankan puasa. Permulaan waktu sahur adalah pertengahan malam, dan sunnah mendapatkan keutamaan sahur adalah dengan makan dan dan sedikit air putih. Berdasarkan hadist riwayat ibnu hibban, rasulullah saw bersabda : "makan sahurlah kalian meski hanya dengan seteguk air"

2. Mengakhirkan sahur
Diriwayatkan dari anas, dari zahid bin tsabit, dia berkata, "kami pernah makan sahur bersama rasulullah saw, setelah itu beliau langsung berangkat sholat, aku bertanya,'berapa jarak antara adzan dan sahur?' dia menjawab,'kira kira sama seperti bacaan 50 ayat'."(HR. Bukhori)

3. Menyegerakan berbuka puasa
Rasulullah saw bersabda, yang artinya " hambaku yang paling kucintai adalah yang paling menyegerakan berbuka."(HR. imam ahmad dan imam tirmidzi) Menyegerakan berbuka sangat di anjurkan(sunnah) untuk orang yang berpuasa, setelah kurang lebih12 jam menahan makan dan minum. Dan orang yang menunda buka puasa meskipun ia masih mampu sesungguhnya ia telah berbuat aniaya terhadap tubuhnya sendiri.

4. Mejaga lisan dan ketidaktaatan seluruh tubuh
Puasa sendiri tidak hanya sekedar sah atau tidak, tetapi juga harus mempertimbangkan beberapa aspek dalam beretika saat melaksanakanya. Rasulullah bersabda yang artinya," barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka allah tidak membutuhkanya dalam meninggalkan makan dan minum(puasa)".(HR. Imam Bukhori)

5. Memberi makan kepada orang orang yang sedang berbuka puasa
Rasulullah saw bersabda, yang artinya,"barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka, maka ia akan mendapatkan pahala sama seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut." (HR. At Tirmidzi).

Dari hadist diatas, meskipun kita hanya memberikan makan makan kecil (ta'jil) akan tetapi itu sudah sangat membantu bagi orang yang berbuka puasa saat dijalan dan bagi orang yang tidak mampu .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline