Lihat ke Halaman Asli

Mudahnya Mengururs SIM tanpa Calo (Sebuah Solusi)

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SIM

[caption id="" align="aligncenter" width="673" caption="SIM"][/caption] Kepada yang terhormat bapak/ ibu Kapolri, bapak/ ibu Kapolda, bapak/ibu Dirlantas Polri. Ada kegusaran di hati kami, para warga di negeri impian-negeri yang makmur, negeri yang mendambakan keadilan, negeri yang menjunjung tinggi hukum, negeri yang merindukan ketertiban dan keteraturan. Bahkan, kegusaran itu telah memahat dan mengerucutkan hati kami untuk skeptis pada institusi ini-DITLANTAS POLRI. Calo-calo SIM itu kini telah beranak-pinak, bercucu-cicit, melahirkan generasi pembohong, generasi penipu, generasi pengecut. Semua orang ingin segalanya praktis, segalanya mudah, segalanya bisa dibeli dengan uang. Bahkan di negeri ini, harga dari sebuah kejujuran itu tidak lebih dari harga kencing di toilet umum. Kami tidak mengerti, di negeri impian ini, kenapa segalanya ribet, atau hanya kami yang memiliki mindset ini- terlanjur memiliki. Bukan salah kami, salah siapa? yang jelas bukan kami. Mungkin para pengatur, pembuat aturan, pembuat kebijakan, dll. lebih mengerti siapa yang patut dikatakan bersalah. Calo-calo SIM itu kini beranak-pinak, bercucu-cicit. Apakah bapak/ibu tidak ada solusi agar generasi calo SIM dan penggemarnya ini segera enyah dari negeri ini? Ataukah bapak/ibu salah satu penggemar calo SIM ini? Mungkin perut bapak/ibu tidak sekenyang ini jika para calo SIM itu lenyap. Maaf, terkadang kejujuran itu rasanya pahit. Maaf, terkadang hinaan itu membuat kita bangkit dan lalu memperbaiki diri. Yang terhormat bapak/ ibu Kapolri, bapak/ ibu Kapolda, bapak/ibu Dirlantas Polri, pembantu kami. Bantu kami lepas dari ketergantungan ini, ketergantungan pada Calo SIM. Calo SIM ini semacam putau yang membuat kami sakau jika mengurus SIM sendiri. Tidak kah lebih baik pembuatan SIM ini dilakukan secara profesional-nggak ribet, jujur, dan bersih?. Ah, mungkin para Calo SIM sudah membeli lapak pada bilik-bilik saku. Jadi seolah memang jalannya harus seperti itu-takdir. Tidak. Kami yakin, masih banyak bapak/ibu di jajaran DITLANTAS POLRI yang memiliki integritas tinggi. Yang menutup segala lapak pada bilik-bilik sakunya. Dan memilih menunggu, menunggu, dan menunggu perubahan. Kapan perubahan itu? Harusnya hari ini. Tapi mungkin besok, lusa, atau tidak pernah sama sekali – sedih. Yang terhormat bapak/ ibu Kapolri, bapak/ ibu Kapolda, bapak/ibu Dirlantas Polri. Kami mengusulkan beberapa perubahan, agar sistem Calo SIM yang ada sekarang bisa benar-benar dilenyapkan. Ide kami adalah SISTEM PENGURUSAN SIM SECARA ONLINE DENGAN  PENJADWALAN. Ide ini hampir seperti membeli sebuah tiket kereta api, setiap orang harus melakukan pendaftaran secara online dan memilih hari (jadwal) untuk tes kemampuan. SISTEM PENGURUSAN SIM SECARA ONLINE DENGAN PENJADWALAN Ada beberapa hal pokok yang harus ada dalam sistem ini, diantaranya 1) Kuota Tes, 2) Pendaftaran Online, 3) Memilih hari tes kemampuan, 4) Tes kemampuan, 5) Cetak kartu SIM. Kami akan membahas satu per satu. 1) Kuota Tes Ditlantas seharusnya menetapkan dalam per hari itu mampu melayani berapa orang pendaftar yang ingin melakukan tes kemampuan. Misalnya per hari 40 orang dengan ketentuan 20 orang jam pagi dan 20 orang lagi jam siang. Penetapan kuota ini penting, agar pendaftar tidak menumpuk pada hari tertentu dalam melakukan tes kemampuan, sehingga tidak terjadi antrean yang panjang. Hal ini juga penting bagi Ditlantas sendiri, kerja (pelayanan) tidak terburu-buru, dan harusnya akan lebih profesional dalam melayani. 2) Pendaftaran Online Sebelum melakukan tes kemampuan, pendaftar harus melakukan pendaftaran secara online pada situs tertentu milik ditlantas. Dalam pendaftaran online ini pendaftar harus benar-benar memberikan data yang valid sesuai dengan KTP dan kartu keluarga. Pendaftaran online ini tidak dilayani di kantor Satpas. Setelah pendaftar melakukan pendaftaran online, pendaftar mentransfer biaya pembuatan SIM melalui ATM, dll., contoh saja seperti pembelian tiket KAI. Lalu pendaftar mendapat email konfirmasi yang berisi bukti kartu pendaftaran. Bukti pendaftaran inilah yang nantinya dicetak (diprint) oleh pendaftar dan dibawa saat tes kemampuan. Sistem pendaftaran online ini akan mempermudah petugas Satpas, karena tidak menginput lagi identitas pendaftar. Pendaftar lah yang melakukan sendiri saat melakukan pendaftaran online. Sistem ini juga akan meminimalisir tindak korupsi, suap-menyuap baik oleh para calo maupun kepada petugas Satpas. 3) Memilih Hari Tes Kemampuan Dalam pendaftaran online, pendaftar disediakan pilihan akan melakukan tes kemampuan hari apa atau sistem yang menentukan. Jika tes kemampuan dipilih sendiri oleh pendaftar, ada kekurangan yaitu akan ada hari dimana kuotanya tidak penuh, karena tidak banyak pendaftar yang memilih hari itu. Menurut kami lebih baik sistem lah yang menentukan hari tes kemampuan bagi pendaftar. Misalnya dalam satu minggu dilakukan tes kemampuan tiga kali (contoh: Senin, Rabu, dan Jumat). Maka ketika pendaftar melakukan pendaftaran, sistem secara otomatis menempatkan pendaftar pada hari dimana kuota belum penuh. Jadi bisa saja daftar hari ini, namun tes kemampuan satu minggu lagi, satu bulan lagi, hal itu sistem yang mengatur. 4) Tes Kemampuan Saat tes kemampuan, pendaftar harus membawa bukti pendaftaran yang diprint setelah melakukan pendaftaran online. Pendaftar juga harus membawa KTP, kartu keluarga, mungkin juga surat keterangan dokter maupun syarat lain yang ditetapkan dan diberitahukan pada situs tempat pendaftar melakukan pendaftaran online. Sebelum memasuki ruang tes kemampuan, harus ada petugas yang profesional untuk memeriksa kecocokan wajah pada foto KTP dengan wajah asli pendaftar. Hal ini untuk menghindari tindak kecurangan. Saat tes praktik mengemudi, penilai adalah orang yang memiliki integritas dan keprofesionalan dalam menilai apakah seorang pendaftar layak memperoleh SIM dengan melihat cara mengemudinya. Bagian inilah yang harus diawasi dengan ketat- rawan suap. Sebaiknya hasil tes langsung diumumkan pada hari itu juga. Jika pendaftar lulus tes, maka pendaftar langsung diambil fotonya yang mana foto itu akan disematkan pada kartu SIM. Lagi-lagi langkah ini untuk menghindari kecurangan yang dilakukan pendaftar. Karena tidak akan mewakilkan tes kemampuan pada orang lain. 5) Cetak Kartu SIM Kartu SIM tidak harus jadi pada hari ketika pendaftar melakukan tes kemampuan. Misalnya ditetapkan saja kartu SIM dicetak atau dapat diambil tiga hari setelah tes kemampuan. Begitulah ide kami. Simpel. Di zaman serba teknologi informasi dan komunikasi ini, hal ini mudah dilakukan. Sekarang tinggal orang-orang yang terlibat di dalamnya, mau berubah menuju yang lebih baik atau tetap memelihara budaya korupsi dan suap-menyuap. Terima kasih telah membaca sebuah opini dari kami. Semoga Indonesia bebas dari hal-hal yang ribet, bebas dari suap-menyuap, bebas dari sogok-menyogok, bebas dari korupsi. Indonesia harus lebih baik. Semoga Tuhan Allah SWT memberkati. Amin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline