Lihat ke Halaman Asli

Konsumerisme Anti Ekonomi

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ketika belajar ekonomi di ruang kuliah atau dari buku-buku pelajaran, kita akan mendapatkan pemahaman bahwa inti dari sistem ekonomi adalah bagaimana memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan sumber daya pemenuhan kebutuhan yang terbatas (infinite needs with finite resource). Maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia haru membuat pilihan-pilihan dengan cermat, sikap penghematan dan efisiensi merupakan keharusan. Karena berdasarkan prinsip ekonomi tersebut telah disadari bahwa sumber daya bisa habis sementara keinginan manusia tidak.

Namun jika kita melihat bagaimana praktek ekonomi didalam kehidupan sehari-hari, yang terjadi adalah kebalikannya. Seperti yang pernah dijelaskan didalam dokumenter “Zeitgeist: Moving Forward” oleh Peter Joseph, dijelaskan bahwa sistem ekonomi yang berjalan di dunia modern ini sebenarnya kebalikan dari apa yang sudah diajarkan oleh para ahli ekonomi, yang ada adalah anti ekonomi. Kita hidup didalam dunia yang benar-benar konsumtif, dimana efisiensi menjadi tidak relevan. Sebagai konsumen kita dijejali dengan bermacam informasi dan bujukan yang mendorong kita untuk terus mengkonsumsi. Keadaan ini dapat muncul terutama karena perusahaan-perusahaan sebagai produsen telah mengalami kecanduan terhadap laba (profit) dan pertumbuhan ekonomi diukur dari tingkat konsumsi.

Dijelaskan bahwa konsumsilah yang membuat roda sistem ekonomi dapat berjalan. Atau lebih tepatnya didalam teori disebut dengan konsumsi siklikal (cyclical consumption). Penjelasannya seperti ini. Secara sederhana, didalam tahapan siklus ekonomi terdapat tiga pihak yang berperan dan saling tergantung. Mereka adalah pekerja (employee), perusahaan (employer), dan pembeli (consumer). Pekerja menjual keahlian dan tenaga mereka kepada perusahaan untuk mendapatkan gaji atau upah. Sementara perusahaan menjual produk mereka berupa barang dan jasa kepada pembeli untuk mendapatkan laba. Dan pembeli sendiri pada satu sisi sebenarnya adalah peran lain dari pekerja dan perusahaan yang membelanjakan uang mereka ke pasar .Inilah konsumsi siklikal yang membuat perekonomian tetap berjalan.

Dengan kata lain, sistem pasar global berputar didasarkan pada asumsi bahwa akan selalu ada cukup banyak permintaan produk (demand) untuk menggerakkan aliran uang agar proses konsumsi dapat terus berjalan. Dan jika tingkat konsumsi semakin cepat maka berarti semakin tinggi pula asusmsi pertumbuhan ekonomi. Maka dengan adanya proses yang berjalan seperti ini, ekonomi telah kehilangan artinya. Bukankah tadi diajarkan bahwa ekonomi berarti efisiensi? Bukankah kata ekonomi sendiri sudah biasa kita artikan sebagai berhemat?

Jawabannya adalah, sistem ekonomi yang berjalan saat ini memang tidak ada hubungannya sama sekali dengan penghematan. Kita sedang berada di dalam sistem ekonomi yang benar-benar bertentangan dengan teori ekonomi. Padahal kita hidup di dunia yang memiliki sumber daya terbatas. Seperti contoh: minyak dan mineral yang kita konsumsi setiap hari memerlukan proses jutaan tahun agar dapat digunakan. Dan sumber daya tersebut tidak akan selalu tersedia selamanya untuk kita konsumsi. Maka sistem ekonomi saat ini yang mendorong pola kehidupan konsumtif adalah suatu hal yang tidak masuk akal.

Menurut Prof. McMurtry, ahli ekonomi dari University of Guelph, efisiensi dalam artian yang ekstrim berarti tidak ada yang tersia-siakan (absensce of waste). Artinya semua sumber daya digunakan secara maksimal dan tidak ada yang dibuang. Namun apa yang sebenarnya terjadi? Sistem ekonomi kita dengan sengaja menciptakan sampah setiap hari. Mungkin aneh, namun itulah yang terjadi. Hal ini karena adanya tuntutan untuk menciptakan permintaan secara terus menerus dan dalam siklus yang lebih cepat. Produk yang dilemparkan ke pasar memang tidak dirancang untuk bertahan lama. Ini adalah efek dari pola hidup yang konsumtif.

Walaupun prinsip ekonomi menghendaki terciptanya produk yang dapat tahan lama, namun didalam sistem ekonomi yang konsumtif hal ini berarti menghambat lajunya siklus konsumsi. Menghambat lajunya siklus konsumsi berarti memperlambat pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, walaupun hidup di dunia dengan sumber daya yang dapat habis, sistem ekonomi dunia yang sedang berjalan ternyata menghambur-hamburkan sumber daya tersebut setiap hari. Sebuah kenyataan yang sangat ironis tentunya.

Demikianlah, sistem ekonomi yang sangat konsumtif saat ini ternyata sangat bertentangan dengan apa yang terus diajarkan di ruang perkuliahan ekonomi. Kita hdup di dunia dimana konsumsi adalah motor penggerak dari ekonomi. Perusahaan-perusahaan produsen barang dan jasa memerlukan cukup banyak permintaan konsumen agar mereka mendapatkan laba.

Kehidupan yang konsumtif tersebut telah menyia-nyiakanbegitu banyak hal yang sebenarnya harus kita hemat agar dapat terus bertahan di dunia yang terbatas ini. Sementara prinsip-prinsip ekonomi menuntut kita untuk berhemat, kita terus melakukan hal sebaliknya. Untuk memperbaiki dan menciptakan kesadaran mengenai masalah ini sepertinya sangat sulit. Namun hal ini perlu diketahui sebelum dampaknya menjadi fatal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline