Lihat ke Halaman Asli

Oki Wibisono

PRO NETIZEN

Kenapa? Karena MH

Diperbarui: 26 Agustus 2018   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Oki Wibisono

Saya terlahir dari keluarga yang tidak memiliki background literatur yang baik, karena kehidupan keluarga kami yang pas-pasan maka setiap harinya dihabiskan untuk menguras keringat, sedangkan saat saya lahir. 

Negeri ini sedang di landa krisis moneter, mau tidak mau keluarga harus banting tulang pol-polan untuk bisa membesarkan saya. Pendidikan kedua orang tua saya pun hanya sampai SMP. Alhasil pekerjaan yang digelutinya hanya sebagai Tukang kayu.

Setelah saya dewasa rasa semangat untuk membaca mulai tumbuh, semangat itu muncul karena saya ikut kegiatan ekskul di SMA. setiap kegiatan pasti membaca 'Majmul Lathief'. Sedangkan saya tidak begitu lancar membaca Al Qur'an, di dalam hati berkata bagaimana caranya saya bisa lancar baca Al Qur'an?  lalu dengan cara saya sering baca 'Majmul Lathief'.

Di ulang-ulang terus sampai lancar hingga ketagihan membaca dan Setahuku membaca bukan hanya baca novel, atau koran saja. Bisa juga membaca Al Qur'an di mana semua rahasia dunia ada di dalam Al Quran karena menjadi suka membaca, tak jarang kalau istirahat sekolah saya sempatkan waktu untuk mampir di Perpustakaan.

Setelah lulus SMA saya bekerja di salah satu sekolah dasar. Sebagai penjaga sekolah. karena suka membaca. Di waktu senggang saya pasti mampir di Perpustakaan.

Hanya saja belum ada buku atau penulis yang bisa jadi inspirasi saya karena zaman ini adalah jaman teknolgi saya cari daftar nama penulis dan karya-karyanya. 

Hanya ada 1 orang yang jadi pusat perhatian saya, beliau adalah Emha Ainun Nadjib banyak sekali karya-karyanya. beliau seorang budayawan, penulis, penyair, dan aktivis. Buku pertama yang saya coba miliki yaitu "Kiai Hologram" buku esai ini sebagai buku pertama yang saya miliki dengan membeli di toko buku.

Tulisan beliau kadang ada yang bilang susah untuk dipahami, karena pemilihan kata-katanya yang dalam. tapi bagi saya mengerti apa yang kita baca tidaklah penting, karena tuhan memberikan kemampuan untuk memahami sesuatu itu terbatas. Tugas saya adalah membaca, sisanya biar tuhan yang mengurus.

Dan itu pun yang ada di salah satu buku beliau, biar Tuhan yang memahamkannya. saya ingin sekali setiap beliau rilis buku, saya harus memilikinya. Rasanya tak ingin ketinggalan dari ilmu beliau yang di tumpahkan di atas kertas untuk Indonesia dan beliau saat ini menjadi referensi saya, baik bidang menulis atau pun hidup.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline