Lihat ke Halaman Asli

Tangkal Radikalisme lewat Pengorganisasian dan Administrasi Bimbingan dan Konseling

Diperbarui: 22 November 2018   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: citizendaily.news

Kemajuan berfikir serta kesadaran manusia akan diri dan lingkungan sekelilingnya kini telah mendorong arus pesat globalisasi. Keadaan demikian ini telah membuat kehidupan semakin kompetitif dengan persaingan sengit antar sesama. 

Selain itu juga membuka peluang bagi manusia untuk meraih kehidupan yang lebih baik. dari situlah dapat kita fahami, bahwa sebenarnya globalisasi juga memiliki dampak positif dan juga dampak negative.

Dampak positif pasti mengarah kepada hal-hal baik, yang dapat menjadikan tatanan kehidupan semakin baik dan berjalan lancar, namun terkendala oleh dampak buruk yang ternyata kini semakin menjadi-jadi. 

Kebanyakan yang terdapat disekeliling kita yaitu penggunaan jalan pintas yang bersifat sementara, misalnya beralih haluan radikal, mengkonsumsi obat-obat terlarang karena diduga terdapat kegagalan dalam mencapai ambisi. 

Atau bahasa mudahnya karena tidak tersampai pada apa yang diharapkannya. Untuk menangkalnya perlu adanya SDM yang sehat jasmani dan rohani, bermoral, dinamis, kreatif dan menguasai IPTEK secara professional.

Berbicara mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang super canggih, tidak dapat dipungkiri informasi dapat tersebar diberbagai media, media social khususnya. Entah berupa informasi penting, hoax, provokasi, hiburan atau yang lainnya saat ini mudah sekali didapat dan diakses melalui kecanggihan teknologi yang ada. 

Dalam menerima informasi tersebut, tidak sedikit para pembaca atau penikmat informasi terpengaruh. Selayaknya informasi penyebaran paham radikalisme melalui social media. Banyak dari kalangan-kalangan yang sebenarnya dipersiapkan untuk menghadapi SDGs 2035 nanti, kini terjangkit radikalisme. Sekarang  paham itu menjadi momok yang mudah tersebar dengan memanfaatkan kecanggihan iptek tersebut.  

Menurut Romahurmuziy, selaku ketua umum PPP dalam diskusi Panel Sarasehan Nasional mengatakan bahwa "saat ini paham tersebut menyerang melalui berbagai cara dan lini, diantaranya melalui teknologi berupa radio, televisi serta gadget di media social." Dari situ pula beliau tegaskan bahwasanya ini juga merupakan tantangan utama bangsa kita. 

Bagaimana tidak, generasi muda 'agent of change' kita dihasut perlahan untuk mengikuti paham tersebut, melalui iptek yang mereka gunakan.


Melihat kondisi tersebut, diperlukan adanya pendidikan yang benar-benar mengarah kepada pemanfaatan iptek secara baik dan benar, pengembangan peserta didik secara optimal, mandiri, kreatif dan nonradikalis. 

Dalam perspektif pendidikan nasional, bimbingan dan konseling memiliki peran dalam mewujudkan insan gemilang sesuai dengan harapan sebagaimana tertera di atas. Karena keberhasilan bimbingan dan konseling akan dapat dicapai tatkala semua yang berhubungan dengan BK (stakeholder) mampu mengoptimalkannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline