Lihat ke Halaman Asli

Antara Hilmi, NII, Yusuf Supendi, Sampai ke Hati Nurani

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gw Oki, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negri Bandung. Gw “keseruduk” PKS karena kebetulan Kakak Gw adalah kader tulen partai ini, jd kebawa2 deh. Awalnya sebatas ikut-ikutan kegiatan baksos terus disuruh ikut pengajian sampe akhirnya jadi simpatisan, tp klo jadi kader??? kagak dulu lah yah, Belum siap lahir-batin :p

Klo udah ada berita tentang partai yang atu ini bawaannya pingin searching memperdalam berita, kadang kecanduan sampe-sampe yang kader tulen aja kalah informasinya, maklum lagi kena Syndrom ABS (Asal Bukan Skripsi).

Sebenernya Gw agak malas klo ngomongin politik, Gw bukan tipikal orang yang frontal, apalagi persepsi “jelek” publik terhadap orang2 yg terlibat di parpol. Jadi daripada Gw di nyinyir banyak orang apalagi resiko kerjaan kalau Obos tau Gw partisan sebuah partai yang jadi common enemy media main stream, bisa berabe dah..

Tapi semakin gencarnya media mainstream yang menyudutkan partai ini, Gw jadi gatal pingin membuat catatan pada berita-berita lucu khas media mainstream ini. Pertama di sebuah Majalah Mingguan sekelas Detik berjudul “Hilmi Aminudin The God Father” lengkap dengan gambar cengkraman tangan kokohnya ke logo bulan sabit kembar khas PKS tertanggal 25 Feb 2013, detik membuat framing bahwa Hilmi Aminuddin Aminuddin berasal dari NII.

Klo menurut informasi yang Gw dapet dari orang-orang PKS sendiri sih katanya emang bener Bapaknya Hilmi Aminuddin ini adalah orang NII. Tapi apakah benar Hilmi Aminuddin juga seorang NII? Gw beri catatan nanti, kita baca dulu kisah selanjutnya.

Setelah framing ini cukup membuat khalayak percaya, hebatnya baru-baru ini publik dikagetkan dengan kasus teroris yang membobol toko emas walaupun buat Gw sih sudah gak kaget, bahkan di status FB dua minggu sebelum kejadian ini Gw sudah nulis status bahwa bentar lagi akan ada kasus teroris. Hal ini Gw prediksi berdasarkan gaya kerja “teroris” yang siklus waktunya selalu bertepatan dengan adanya kasus-kasus yang melibatkan petinggi negri ini #ehh.

Nah apa hubungannya dengan Hilmi ??? Jelas bahwa Teroris di negri ini sering diasosiasikan dengan NII, nah karna sudah terbentuk framing bahwa Hilmi adalah NII maka sangat tepat jika PKS dijadikan pusat sasaran apalagi baru-baru ini PKS hendak mengotak-ngatik Densus 88 di DPR bersama beberapa ormas Islam. Belum lagi predikat PKS sebagai Media Darling sehingga sekecil apapun keburukannya atau sejauh mana kebeneran berita negatifnya, media langsung publish walau kadang pake sumber anonim atau “sumber yang tidak bisa disebutkan namanya”

Celakanya belum sampai disitu, masih ada bukti bahwa PKS terlibat kasus terorisme, apa buktinya??? Nih baca sendiri aja yeh. http://metro.news.viva.co.id/news/read/397779-pemilik-gudang-yang-digerebek-densus-kader-pks-

Males buka Linknya??? Ya udah Gw ceritain dikit. Disana diceritaiin bahwa 1 dari kawanan perampok emas untuk dana fa’i ini adalah pak Edy sang pemilik gudang yang jadi tempat persembunyian para pelaku perampokan ini. And U know what ??? Pak Edy kabarnya adalah seorang koordinator konsumsi untuk saksi dari PKS di tiap-tiap TPS di Bekasi waktu Pilkada tanggal 24 Februari kemaren. Weeh Lengkap kan ceritanya, 100% yang terpojok adalah PKS.

Ini catatan Gw: Hilmi anak dari kader tulen NII, terus….masalah??? apakah Hilmi otomatis jadi kader NII ??? Keluarga besar Gw kebanyakan PERSIS yang NU cuman 2 orang, yang terindikasi NII juga 2 orang, Ibu-Bapak Gw juga PERSIS tapi tidak serta merta Gw jadi orang PERSIS. Enggak, gw Gak masuk PERSIS, NU, apalagi NII, tapi jujur gw ngehormatin semuanya.

Terus gw sering baca buku bibi & paman gw yang terindikasi NII, sekali lagi jujur gw ngehargain pandangan mereka dan kalo mereka di asosiasikan dengan teroris, jauuuuh lah, kagak banget walaupun mereka memang anti demokrasi. Berbekal ilmu ini gw coba bandingin antara NII dan PKS, dan hasilnya Jauuuh bak langit dan bumi. Bahkan kader NII di kampus sering adu debat dengan kader PKS kampus Gw. Gimana enggak yang satu bilang demokrasi itu Thogut yang satu lagi malah nyalonin kadernya pake sistem ini, yang satu bilang selain kelompoknya bisa kafir yang satu malah bilang semua organisasi islam adalah saudara, yang satu harus Bai’at khalifahknya dulu & yang satu malah belum punya khilafah dan bercita2 mendirikannya dan mandy moore perbedaan-perbedaan lainnya bak air dan minyak dah. Teruss seandainya pa Edy ini bener-bener Teroris yang notabene anti demokrasi dan anti pemerintahan, pertanyaannya kok mau-maunya membantu pemerintah lewat pemilukada (baca:demokrasi)??? Oke cukup sekian dulu catatan ini, lanjut bahas majalah mingguan detik.

Di Paragraf Selanjutnya, Hilmi disebut arogan oleh pa Yusuf Supendi. Penyebabnya ketika pencalonan presiden 2004 lalu sebenarnya syuro sudah sepakat memilih Amin Rais sebagai calon presiden yang akan didukung. Namun karena Hilmi menjaggokan Wiranto, Hilmi tidak setuju sampe konon dilakukan pemungutan suara delapan kali berulang karna syuro tetap memutuskan Amin Rais yang didukung sampe akhirnya Syuro memilih Amin Rais namun ada penjelasan (bayan) bahwa keputusan syuro tidak mengikat yang bermakna kader boleh memilih Amin ataupun Wiranto. Sejak itulah Hilmi mempunyai kekuasaan tanpa batas dan menendang orang yang tidak disukainya, aku pak Yusuf Supendi ini. Dari sana juga kekuasaan Hilmi dijadikan alat untuk dia menikmati harta korupsi, lanjut Yusuf Supendi lagi.

Kemudian detik menambahkan bahwa Didin Hafidhuddin pernah menasihati Hilmi di Lembang karena mulai ada isu Hilmi jadi Godfather di PKS dan menjadi mafia sehingga meminta jatah untuk pemilihan daerah. Pak Didin Hafidhuddin pun akhirnya diberitakan keluar dari PKS.

Coba cek http://news.detik.com/read/2013/02/25/122040/2178725/10/nasihat-didin-hafidhuddin-untuk-hilmi-aminuddin-agar-tak-jadi-godfather. Tapi Akhirnya pak didin juga yang mengklarifikasi berita bahwa benar beliau menasihati Hilmi tapi Beliau tidak pernah keluar dari PKS dan tidak pernah menyebut mafia, beliau hanya fokus di urusan lainnya saja, coba baca klarifikasinya: http://news.detik.com/read/2013/02/25/185619/2179408/10/klarifikasi-didin-hafidhuddin-soal-berita-hilmi-aminuddin

Pada Pargraf-paragraf sebelumnya detik juga mewawancarai Imam Supriyanto yg konon adalah mantan mentri peningkatan produksi NII untuk mempertegas framing media ini. Menurut Imam, Hilmi memang orang NII. Namun tahun 1981 Hilmi ditahan pemerintah ORBA dalam operasi khusus dan tidak pernah ada kejelasan tentang kasusnya, nah sejak itulah Hilmi dianggap sebagai binaan Intelejen.

Nah dari status inilah Hilmi coba dikaitkan dengan Wiranto yang purn. Dibuatlah framing bahwa Hilmi “kekeuh” untuk mencalonkan Wiranto jadi presiden karena memang Hilmi binaannya Wiranto.

Catatan Gw: waktu 2004 usia Gw masih dibawah umur & masih lugu-lugunya jadi gak bisa milih dan gak tau apa yg terjadi, jadi untuk urusan ini no komeng dah, cmn yg gw jadi penasaran kenapa pa Yusuf Supendi yang tadinya seolah ngotot gak setuju Wiranto tahun 2004 dicalonkan jadi presiden, sekarang malah gabung dengan partainya pak Wiranto???

Ya udah deh, dah jam 04:33 bentar lagi subuh gw ucapin selamat menempuh hidup baru buat pa yusup supendi di kereta barunya sesuai HATI NURANI. Untuk penutup kalo Gw boleh ngutip iklan salah satu produsen rokok yang nampilin kontes kekuatan antara jin, gw cuman mau bilang “Ajjjaaaaiibbb” sambil sambil pose sujud-bangun dengan tangan diatas kepala tanda mengkui keajaibannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline