Beberapa kali, atau mungkin sering, netijen berkomentar di laman berita milik media mainstream berupa "nggak penting" atau "buat apa sih beritain kayak gini?". Terutama pada postingan berita remeh temeh seputar kehidupan artis. Ehm, anu, sebut saja Nia Ramadhani yang ceritanya dibikin berseri-seri itu.
Ya, banyak hal kecil dari kehidupan Nia Ramadhani yang diangkat ke publik. Yakni soal kemampuan-kemampuan yang belum Nia kuasai sebagaimana manusia umumnya (Yha gimana, Nia kan khusus). Misalnya, soal kemampuan mengupas salak, goreng telur ceplok, sampai ketidaktahuan Nia tentang harga tiket KRL yang sampe-sampe dianggapnya mencapai 100ribuan.
Tentu banyak sekali yang menanggapi berita model itu di dunia maya. Bahkan juga dunia nyata. Tak sedikit yang mengolok Nia, bahkan membuat meme tentang dia. Hingga ada yang membandingkannya dengan keluarga bos facebook yang disebut lebih humble dan merakyat.
Juga, tak sedikit yang mengolok kanal media yang memberitakan. Seperti 'nggak penting lah', 'kurang topik lah', 'kurang kerjaan lah' atau 'nyari-nyari bahan mulu sih dari Nia'. Ya, di era yang kamu bebas komen dan ngetik apa aja (asal nggak apes dan ketangkep), memang sah untuk menyampaikan segala keluh kesah. Termasuk kegeraman kalian terhadap berita yang nggak penting tadi.
Ditambah, belakangan media memang hobi memberitakan kegiatan liburan, hingga isi vlog bercandaan para artis berikut prank-prank nirfaedahnya itu. Salah satunya tentang celetukan Nagita Slavina seputar mahalnya harga rumah di London saat dia dan Raffi Ahmad sedang berilbur di kota itu.
Jadi, berita itu intinya hanya soal berapa lama Nagita merasa perlu nabung untuk beli properti di salah satu kota termahal di dunia itu.
Sebagai sobat misquin, saya cukup mengernyitkan dahi saat membacanya. Tapi ternyata sobat lain lebih dulu komentar di tweet yang berisi link berita tersebut. Ada yang menanggapi positif dan optimis Nagita bisa (melihat kekayaannya itu), ada yang membandingkan dengan betapa misquinnya mereka, hingga ada yang bilang faedahnya apa sih berita itu?
Jadi begini, kawan, berita receh dan tidak faedah, termasuk seputar Sandra Dewi yang punya jerawat kecil-kecil karena lagi gandrung drama korea, juga tetaplah berita. Itu tetap produk jurnalistik dan ranah pers yang tidak perlu kalian ragukan. Karena menurut UU Pers No 40 tahun 1999 (jadi serius ya?) pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Kalimat itu ada di pasal 3 ayat 1. Yap, pers kita yang kadang kala kalian komentari membuat berita receh itu, masih menjalankan tugasnya kok. Sebab, nggak semua berita harus penting.
Penting di sini sebut saja berita virus corona, perang dagang AS-China, heboh terowongan silaturahmi, kasus korupsi Harun Masiku, hingga pencurian ikan di Natuna. Itu adalah berita penting yang kamu boleh kalau menyebut itu berbobot. Tapi, kamu harus tahu, berita Nia Ramadhani, Nagita, jerawat kecil Sandra dewi, atau cerita prank-prank nirfaedah itu juga tetaplah berita. Tapi, sifatnya hanya untuk menghibur saja.
Nah, buat kalian yang masih merasa kalau itu nggak penting, ya kalian ada benarnya kok. Saya juga bingung apa pentingnya kalau saya tahu Nia Ramadhani tidak bisa goreng telor. Toh kalaupun dia nggak bisa, ada pembantu yang masakin. Nah, kalau kita yang nggak bisa, nanti dikira sok cantik, belagu, xombong dan sebagainya. Hmm.
Namanya juga berita menghibur, kita buat seru-seruan aja lah. Setidaknya itu bisa jadi sumber ide buat bikin meme. Termasuk supaya kita bisa sambat lebih keras saat melihat hidup unik para seleb kaya tersebut. Nah, kalau kamu masuk golongan yang tidak terhibur dengan itu, tinggal cari topik yang lain. Mungkin bisa ekonomi, politik atau hingga berita internasional. Bebas. Barangkali, kamu memang kurang receh untuk membaca berita hiburan yang memang bobotnya segitu-gitu aja.