21 APRIL 1949
Ia bernama Raharti, seorang pengagum Kartini. Apa yang telah Raharti lakukan terhadap negeri ini, adalah sangat layak disebut seorang pejuang bahkan seorang pahlawan meskipun kita yang hidup sekarang tak mengenalnya.
Suaminya seorang tentara dengan pangkat letnan dua di masa revolusi. Raharti turut berjuang langsung sebagai penghubung para pejuang di kota di medan pertempuran.
Ia berperan sebagai pemasok makanan untuk para pejuang di garis depan dengan berpura-pura sebagai wanita desa membawa bahan pangan seperti jagung, ketela beras dan lainnya.
Seiring waktu pasukan Belanda mencium gerak geriknya. Tepat di tanggal 21 April 1949 ketika ia sedang melaksanakan Shalat Isya, datang satu peleton serdadu Belanda menggeladah rumahnya. Ketika pintu rumahnya didobrak, timbul niat jahat komandan Belanda untuk melakukan tindak senonoh. Raharti merota-ronta sekuat tenaga namun tak ada seorangpun yang menolong. Raharti berhasil lepas dari keberingasan kemudian berusaha lari ke luar. Namun dari luar pintu sudah menghadang sejumlah laras senjata diarahkan kepadanya dan tidak ada jalan untuk lolos malam itu.
Akhirnya iapun dibawa pasukan tersebut guna diinterogasi tentang informasi pasukan gerilya Indonesia terutama tempat persembunyian mereka. Karena Raharti terus membungkam mulutnya membuat pasukan Belanda murka dan akhirnya serentetan peluru menembus tubuhnya. Ia mengucapkan ''Allohuakbar'' sebelum roboh ke tanah berlumuran darah. Tak lama ia mendapat pertolongan, beruntung tubuhnya yang ditembus 28 butir peluru nyawanya masih dapat terselamatkan kecuali kakinya.
Tahun 1957 Raharti dipanggil Sang Pencipta. Kuburannya hanya berselang beberapa meter saja dari Makam Panglima Besar Jendral Sudirman. Pada tanggal 10 November 1961, di hari Pahlawan mendiang Presiden Soekarno menghadiahkan Bintang Gerilya untuk Raharti seorang Kartini yang gagah berani.
Sumber : Mutiara, 2-01-1985. Koleksi Surat Kabar Langka Salemba-Perpustakaan Nasional RI (SKALA-Team)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H