Sekumpulan ibu terlihat sibuk menata daun pisang yang dipotong membentuk lingkaran. Atau biasa disebut takir dan samir. Yakni kreasi bungkus yang dibuat dari daun pisang.
Ada banyak takir yang tertata rapi di salah satu rumah di sekitar Menara Kudus, Jawa Tengah. Bagi masyarakat di sekitar kawasan bersejarah itu, aktivitas membuat bubur Asyura bukanlah hal baru.
Setiap tanggal 9 Muharram, warga membuat bubur . Makanan ini dibuat bersama penduduk, kemudian dibagikan ke warga sekitar untuk disantap.
Oiya, pembagian bubur merupakan satu di antara rentetan acara Buka Luwur Makam Sunan Kudus pada 10 Muharram. Adapun untuk kegiatan Buka Luwur Makam Sunan Kudus dilakukan di kompleks Menara Kudus di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kudus.
Adapun tempat pembuatan bubur dilakukan di salah satu rumah warga. Dengan pembuatannya melibatkan ibu setempat dan remaja perempuan.
Bubur Asyura dibuat dari sejumlah bahan. Yaitu beras, jagung, kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo, ketela pohung, kacang tanah, pisang dan ubi jalar. Dengan diberi bumbu gulai, daun pandan, serai dan lainnya.
Adapun pembuatannya memakan waktu hingga tiga jam. Terutama untuk mengaduk bubur. Kemudian setelah jadi, bubur disajikan di atas daun pisang. Lantas, petugas membagikan ke warga sekitar. Baik untuk hantaran, maupun untuk suguhan santri yang ikut pembacaan selawat berzanjen atau albarzanji.
Biasanya, panitia membagikan bubur ke daerah sekitar kompleks makam Sunan Kudus. Di antaranya di Desa Damaran, Desa Kerjasan, Desa Langgar Dalem.
Pada tahun ini, 1.300 porsi bubur dibuat dan dibagikan ke masyarakat sekitar. Penuturan Koordinator Pembagian Bubur Asyuro Zumaila Izdiyana dikutip dari laman radarkudus.jawapos.com, mengatakan, bubur itu rutin diproduksi setiap 9 Muharram. Setelah matang, bubur tersebut dibagikan kepada masyarakat di sekitar Menara Kudus.