Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kekasih Sore

Diperbarui: 28 Mei 2017   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Dua bait untuk yang pulang lebih dulu,
 pada akhirnya semua akan sampai pada akhir,
 tapal batas pemberhentian, terminal penantian,
 berlalu setelah menempuh perjalanan,
 lalu membeku, terkubur menjadi satu,
 dalam sebuah buku catatan amal kebaikan
 dan juga catatan kenangan tentunya.
 Lewat sebuah pesan di atas kertas buram,
 kau gambar pemandangan sore itu,
 awan hitam, rintik hujan, dan angin kecil,
 juga sisa cahaya matahari yang ragu menerka,
 apakah ini musim kemarau atau masih musim hujan.

 Gerimis senja adalah hadiah malaikat Mikail,
 kepada bunga kamboja dan kantil,
 untuk dapat bersemi lagi melantunkan ayat Tuhan,
 sepanjang jalan hari-hari bulan ramadhan.
 Apakah kamu akan mengirim pesan singkat,
 memberi ucapan selamat berbuka puasa,
 ketika maghrib tiba seperti tahun lalu?
 Barangkali disana tak ada lagi sinyal,
 tapi yang teramat singkat tetap dapat dirawat,
 dalam sajak dan doa yang telah selesai dicatat,
 tentang gerimis senja yang teramat manis,
 yang  tak akan kembali lagi untuk menyapa,
 sebab padam sebelum sampai angka enam belas.

 Surakarta, 28 Mei 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline