Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Puan Penembang Tlutur

Diperbarui: 26 Mei 2017   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sementara ku telusuri jejak-jejak gendhing purba,

rebab terdengar getir memilih nada miring,

menjelma bait-bait ngilu Radheya Karna putra kusir,

yang terlanjur menerima kutukan Parasurama,

yang telinganya panas mendengar ucapan Guru Drona,

yang dihina Drupadi pada sayembara di kerajaan Pancala.

Sunyi jantung ku masih berdetak,

sekarang memasuki irama seperempat,

tak ada suaraku pada megatruh yang mengalun itu,

hanya bunyi bonang yang ragu memainkan lagu ngilu.

Maka, tembangkanlah dhandanggula tlutur,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline