Lihat ke Halaman Asli

Khazanah Trans 7 = Wahabi?

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kompasioner terbelah menanggapi pelaporan khazanah Trans 7 ke KPI.  Ada dua kubu yang saling serang.  Satunya mengaku sebagai aswaja yang anti dengan konten khazanah Trans 7,  satunya adalah pihak yang pro dengan acara tersebut.  Pihak yang kontra jelas berdalih acara ini merusak persatuan umat Islam.  Ditambah lagi dengan komentar bahwa acara ini ditunggangi oleh paham Wahabi.

Siapa Wahabi dan siapa Aswaja? saya sendiri jadi penasaran dengan kedua istilah ini.  Maklum,  saya hanya muslim yang masih awam.  Saya hanya mengerti kewajiban seorang muslim seperti dalam rukun Islam.  Dan memang tidak pernah mengenal ziarah kubur ke makam walisongo, sholawatan, dst.  Khazanah Trans 7 membuka wawasan tentang hal tersebut di mata saya.

Apakah persatuan umat Islam di Indonesia akan pecah? Menurut saya sih,  umat Islam sudah sangat faham perbedaan keyakinan ini.  Coba saja lihat pada saat penentuan hari raya Idul Fitri.  Masyarakat tetap mengikuti sholat Ied sesuai keyakinan dan tidak terlalu khawatir pihak yang kontra akan mengganggu.  Ini khan bisa dikatakan persatuan juga (walau masih berbeda).  Bahkan masyarakat yang merayakan Idul Fitri terlebih dahulu akan mengundurkan waktu silaturahmi sampai seluruh saudara/tetangganya merayakan.

Masyarakat sudah cerdas, ketika ada yang akan ziarah kubur silakan saja.  Tidak ada hambatan dan larangan dari yang kontra.  Jika tidak berminat ziarah kubur,  ternyata juga yang ziarah kubur tidak memaksa supaya mengikuti.  Hal ini sebenarnya mengajarkan kepada orang - orang yang meributkan perbedaan ini.  Segelintir orang yang mengaku ahli agama dari kedua paham yang berbeda inilah yang menyebabkan umat terpecah belah.  Tindakan mereka cenderung provokatif,  tidak membawa pencerahan justru menyalahkan satu sama lain.

Sudahlah,  permasalahan ini kita tahu tidak bakal rampung diperdebatkan.  Seyogyanya yang dibahas adalah permasalahan umat yang lebih menyentuh kehidupan keseharian.  Tontonan televisi yang ada banyak yang lebih bahaya daripada Khazanah Trans 7.  Bahaya ini bukan untuk umat Islam saja, tapi bagi masyarakat tanpa membedakan keyakinannya.  Seperti Facebooker di ANTV,  guyonan yang tidak cerdas dan tidak tepat ditonton anak - anak.  Sinetron - sinetron yang dangkal dan penuh hedonisme.  Berita - berita yang lebih didasarkan atas gosip bukan fakta.

Perdebatan di dunia maya tentang masalah ini sudah mengarah pada Cyber Bullying.  Padahal mereka yang berdebat mengaku faham agama.  Cobalah hindari debat tentang perbedaan yang masih abu-abu.  Energi kita difokuskan untuk mengerjakan yang jelas baik saja.  Kesantunan dalam berbicara/menulis ini menjadi yang pertama dikedepankan bukan cuma nafsu untuk menjatuhkan pendapat lawan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline