Sisik naga atau pyrrosia pilloseloides merupakan tumbuhan epifit yang banyak dijumpai hampir di seantero Indonesia.
Bentuk daunnya berwarna hijau dan berbentuk bulat seperti uang logam atau koin membuat masyarakat sering menyebutnya sebagai tumbuhan logam.
Barangkali bentuk daunnya yang bulat-bulat kecil dan biasanya tumbuh bersusun menyerupai sisik naga sehingga diberi nama sisik naga.
Sebagai salah satu tumbuhan epifit, sisik naga selalu membutuhkan tumbuhan lain sebagai inangnya untuk hidup.
Meski begitu, sisik naga berbeda dari tumbuhan parasit yang mengambil makanan dari tumbuhan induknya. Sisik naga tidak merugikan inangnya karena ia mampu mengolah makanannya sendiri.
Ia sepenuhnya mandiri meski terlepas dari tanah sebagai penyangga dan penyedia unsur hara bagi kehidupannya, maupun dari unsur hara yang disediakan tumbuhan lain.
Sisik naga mampu menangkap unsur hara dari debu yang dibawa angin atau pun dari dekomposisi batang serta bagian-bagian lain dari tumbuhan yang terurai. Sedangkan air diperoleh dari air hujan dan embun atau uap air.
Meski sering dianggap tanaman liar tetapi tumbuhan satu ini ternyata sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia. Tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok tumbuhan paku ini memiliki banyak khasiat terutama untuk mengobati berbagai penyakit pada manusia.
Hal ini disebabkan karena sisik naga memiliki beberapa kandungan kimia yang sangat dibutuhkan untuk pengobatan beberapa penyakit yang diderita manusia.
Kandungan-kandungan kimia yang terdapat di dalam sisik naga antara lain, saponin, polifenol, minyak asiri, sterol, fenol, flavonoid, gula, dan tanin.
Kandungan-kandungan kimia tersebut telah terbukti sebagai antioksidan, antivirus, dan anti karsinogenik.